"Mengapa Rasulullah mengajarkan Islam lewat pedang (dengan jalan kekerasan) ?"
Pertanyaan ini paling banyak ditanyakan orang-orang barat, oleh karena pengaruh pers di negara mereka yang sangat menjelek-jelekkan Islam, terlebih mengenai kepribadian Nabi Muhammad. Seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya, bahwa umat Islam dilarang untuk memulai suatu tindakan yang sifatnya “tidak terpuji”, misalnya dengan jalan paksa atau kekerasan bila tidak didahului. Islam sangat menjunjung tinggi HAM (Hak-hak Asasi Manusia) dan perdamaian. Ini tersirat jelas lewat firman-firman Allah dalam ayat-ayat pada Al-Qur’an, seperti misalnya pada ayat-ayat berikut ini :
Artinya :
009. Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Al-Hujuraat [49] : 9)
Artinya :
039. Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maaidah [5] : 39)
Artinya :
054. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-An’aam [6] : 54)
Artinya :
043. Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS. Asy-Syuura [42] : 43)
Artinya :
011. Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 012. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. 013. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujuraat [49] : 11-13)
Artinya :
061. Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menge-tahui. (QS. Al-Anfaal [8] : 61)
Jangan mencerca yang tidak menyembah Allah (penganut agama lain)......... (QS. Al-An’aam [6] : 108)
Perlu saya tekankan kembali bahwa Allah tidak pernah memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam (satu-satunya agama yang diridhai-Nya), sebagaimana firman-Nya :
Artinya :
029. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang bemaksud kufur (menolak kebenaran), maka biarlah ia kufur"..... (QS. Al-Kahfi [18] : 29)
Anda bisa saja bertanya kepada saya : “Semua yang dipaparkan diatas adalah perkataan Allah, bagaimana dengan sikap Nabi Muhammad sendiri sebagai utusanNya? Apakah dia juga seseorang yang ‘murah hati’ alias menjunjung nilai-nilai HAM seperti Tuhannya?.”
Rasulullah adalah seorang yang pemaaf, murah hati, dan sangat menghargai adanya perbedaan pendapat. Ini tercermin jelas dalam kisah sejarah hidup beliau.
Sewaktu Rasulullah ‘menaklukkan’ kota Mekkah, apa yang dilakukannya? Kota yang dulunya telah memperlakukannya dengan sangat kejam, menindas, mengutuk dirinya dan pengikutnya; kini berada di bawah kekuasaannya. Orang-orang yang dulu menindas dan menganiaya dirinya dengan tanpa belas kasihan sekarang berada di bawah belas kasihan beliau. Di saat kemenangannya, segala kesalahan mereka dimaafkan dan mereka dibebaskan untuk tetap tinggal di Mekkah.
Sebelum beliau membebaskan mereka untuk tetap tinggal di kota tersebut, beliau bertanya kepada mereka “Apa yang kamu harapkan dariku hari ini?” Orang-orang yang telah mengenal beliau bahkan sejak masa kanak-kanak itu berkata, “Kemurahan hati, wahai saudara dan keponakanku!” Air mata keluar dari kedua mata Rasulullah dan beliau berkata, “Saya akan berbuat seperti apa yang diperbuat Yusuf (maksudnya Nabi Yusuf as) terhadap saudara-saudaranya. Kalian boleh bebas pergi !!”
Selain peristiwa tadi, ada juga peristiwa lain yang menggambarkan sikap beliau yang menghargai perbedaan pendapat. Ketika Rasulullah memilih suatu lokasi yang jauh dari air untuk bermarkas dalam peperangan Badar, sahabatnya “Al-Khubbab bin Al-Mundzir” bertanya, “Wahai Pesuruh Allah, apakah pilihanmu ini berdasarkan wahyu, atau berdasarkan pendapat pribadimu? Nabi Muhammad menjawab: “Ini berdasarkan nalar, wahai Khubbab.”
Khubbab tidak setuju dengan pilihan tempat itu dan menyarankan tempat lain yang akhirnya disetujui Nabi.
Bahkan secara tegas Rasulullah memberi peluang kepada umatnya untuk berbeda pendapat dalam hal-hal yang mereka lebih ketahui, yakni dalam hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan urusan agama.
“Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian (daripadaku)”
Begitulah perkataan beliau ketika sarannya untuk tidak mengawinkan pohon kurma dinilai oleh sementara sahabatnya keliru.
Perlu diketahui bahwa Nabi Muhammad hidup ditengah-tengah bangsa yang sangat brutal dan biadab, sehingga seorang sejarawan terkemuka bernama Edward Gibbon mengatakan dalam bukunya (Decline and Fall of the Roman Empire) bahwa “kebrutalan bangsa Arab pada waktu itu hampir tanpa perasaaan, sangat sulit dibedakan dari dunia hewan yang lain.” Sehingga keberhasilan Rasulullah dalam mengatasi masalah besar dalam kaumnya, seperti mabuk-mabukan, perzinahan, penyembahan berhala, peperangan, ketidakadilan, dan kekejaman merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa dan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah.
Terlepas dari sikap-sikap terpuji Rasulullah diatas, perlu dicamkan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang sangat taat terhadap perintah Allah dan tidak pernah melanggar segala perintah-Nya. Jadi tidak mungkin beliau menyimpang dari ajaran Islam. Oleh sebab itu, Aisyah, istri Beliau, pernah berkata : “Dia (Rasulullah) adalah Al-Qur’an dalam perbuatan, Dia adalah Al-Qur’an berjalan, Dia adalah Al-Qur’an berbicara, Dia adalah Al-Qur’an yang hidup.” Begitupun yang dikatakan Ahmed Deedat dalam bukunya (The Choice) : “Meskipun miskin dan yatim piatu, Muhammad mempunyai kepribadian yang relijius dan Anda pasti kagum terhadap apa yang terdapat dalam dirinya.”
Jika dikatakan bahwa ini adalah kata-kata dari pengikut setia tentang yang dicintainya, maka marilah kita lihat apa yang dikatakan oleh seorang pengkritik Kristen yang simpatik terhadap “Nabi pahlawan!”nya.
Namanya adalah Thomas Carlyle (seorang pemikir terkemuka tahun 18an). Pada suatu hari dia memberi suatu kuliah dan dia memilih suatu topik yang sangat provokatif “The Hero as Prophet” (Sang Pahlawan sebagai Nabi), dan dia memilih nabi yang paling perkasa yang sering difitnah yaitu “Muhammad SAW!” Bukan Musa, Daud, Sulaiman, atau Yesus, tetapi Muhammad. Untuk menentramkan hati saudara setanah airnya (yang sebagian besar anggota Gereja Anglican), dia berkata : “Tidak ada bahaya bagi kita terhadap umat Muslim. Saya hanya ingin menyatakan segala sesuatu yang baik pada dirinya. Itu saja !”
Dalam suatu masa yang penuh dengan kebencian terhadap Islam dan kepada pendengarnya yang sangat skeptis dan sinis, Carlyle membuka suatu sinar kebenaran tentang pahlawannya, Muhammad. Untuk seseorang yang patut dipuji maka harus dipuji. Walaupun ada kalanya Carlyle menggunakan kata-kata dan gambaran-gambaran yang mungkin tidak mengenakkan bagi Muslim, tetapi paling tidak, dia telah “welcome” terhadap Islam. Dia telah memberikan penghargaan yang besar dan antusias serta membelanya (Nabi Muhammad) dari pandangan salah oleh banyak orang di sekelilingnya, seperti halnya yang dilakukan Rasulullah sewaktu membela Yesus dan ibunya dari penghinaan bangsa Yahudi.
Berikut beberapa point kalimat yang dinyatakan Carlyle mengenai Nabi Muhammad yang sebagian besar tertuang dalam bukunya yang berjudul On Heroes, Hero, Worship and The Heroes in History :
a. “Ketulusan hati dari orang yang agung adalah sesuatu yang tidak bisa diungkapkan. Bahkan saya pikir orang itu sendiri tidak sadar akan ketulusan hatinya. Untuk apa seseorang berlaku benar hanya untuk satu hari ? Tidak, orang yang besar tidak akan menyombongkan ketulusan hatinya sendiri.”
b. “Jiwa yang besar yang pendiam adalah orang yang walaupun tidak bisa, ia akan bersunguh-sungguh karena sifat dasarnya membawa dia untuk berlaku sungguh-sungguh. Sewaktu orang lain berpura-pura seolah-olah bersungguh-sungguh, laki-laki ini tidak bisa berbuat demikian dan dia sendirian dengan jiwanya dan kenyataan terhadap apa yang terjadi.... Kesungguhan telah ada dalam kebenaran Tuhan. Kata-kata dari laki-laki ini adalah suara hatinya langsung tanpa berpura-pura. Orang-orang harus mendengarkan apa yang dikatakannya daripada mendengarkan yang lain. Yang lain adalah bagaikan angin lalu.”
c. “Seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan, dan pemikirannya. Mereka mencatat bahwa beliau selalu bersungguh-sungguh terhadap segala sesuatu. Seorang laki-laki yang pendiam. Diam apabila tidak ada yang harus dikatakan, tetapi selalu bijak dan tulus apabila berbicara. Selalu menerangi setiap persoalan. Ini adalah bagian dari apa yang disebut perkataan yang bernilai.”
d. “Bukanlah orang yang plin-plan. Suatu perkataan yang tegas akan dikeluarkan apabila memang diperlukan. Beliau akan bicara terus terang dan tegas!”
e. “Kebohongan yang telah ditimbun di sekeliling laki-laki ini hanya memalukan bagi diri kita sendiri !!”
Sebelum orang-orang menuduh Carlyle dengan persangkaan tak pantas dan telah disuap, mari kita lihat beberapa nama orang-orang non muslim lainnya yang mengagumi Nabi Muhammad saw :
a. “Empat tahun setelah kematian Justinian, 569 M, lahir di Makkah di tanah Arab, seorang yang memberikan pengaruh yang terbesar bagi umat manusia. Orang itu adalah Muhammad” (John William Draper, M.D., LLD., dalam bukunya A History of the Intellectual Development of Europe (Sejarah Perkembangan Intelektual di Eropa), London 1875)
b. “Saya ragu apakah ada orang lain yang bisa merubah kondisi manusia begitu besar seperti yang dilakukan oleh Muhammad.” (RVC Bodley dalam The Messenger (Sang Utusan), London 1946, halaman 9)
c. “Saya telah mempelajari tentang Muhammad. Beliau adalah laki-laki yang luar biasa; dan menurut saya, terlepas dari pemikiran anti Kristen, beliau adalah penyelamat umat manusia. Jika seorang manusia seperti Muhammad dianggap kediktatoran dunia modern, dia akan berhasil memecahkan masalah-masalah yang akan membawa dunia kepada kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan.” (George Bernard Shaw dalam The Genuine of Islam (Islam yang Murni), volume I no. 81936)
d. “Dengan sebuah keberuntungan yang sangat unik dalam sejarah, Muhammad adalah pendiri dari suatu negara, suatu kerajaan dan suatu agama. Dia adalah gabungan dari Kaisar dan Paus. Tetapi dia adalah Paus tanpa keinginan menjadi Paus, dan Kaisar tanpa tentara kerajaan. Tanpa tentara, tanpa bodyguard, tanpa sebuah istana, tanpa pendapatan tetap. Jika ada orang yang mempunyai hak untuk mengatakan bahwa dia diatur oleh Tuhan yang benar, itu adalah Muhammad, dimana dia mempunyai kekuatan tanpa peralatan dan tanpa dukungan.” (R. Bosworth Smith, dalam Mohammed and Mohammedanism)
e. “Muhammad adalah pribadi relijius yang paling sukses.” (Encyclopedia Britannica, edisi ke-11)
De Lacy O’Leary dalam ‘Islam at The Crossroad’ (Islam di Persimpangan Jalan) mengatakan: “Bagaimanapun sejarah jelas menerangkan bahwa legenda tentang penaklukan muslim terhadap dunia dan memaksakan Islam dengan menggunakan pedang adalah suatu cerita yang tidak masuk akal yang sering diceritakan oleh ahli sejarah.”
“Jika kebesaran tujuan, keterbatasan peralatan dan hasil-hasil yang mencengangkan adalah tiga kriteria kebesaran manusia, siapa yang bisa mempertaruhkannya di zaman modern ini dengan sejarah Muhammad?...... Ahli filsafat, ahli pidato, rasul, pemimpin negara, pejuang, pencetus ide-ide, penemu keyakinan yang rasional, penemu 20 kekaisaran di bumi dan menjadikannya satu kekaisaran spiritual, dia adalah Muhammad. Berdasarkan semua standar kebesaran dan kejayaan yang bisa diukur, kita bisa bertanya, apakah ada orang lain yang lebih besar dari beliau.” Begitulah yang dikatakan seorang sejarawan berkebangsaan Prancis bernama Lamartine dalam bukunya [‘Historie de la Turquie’, Paris 1854 (‘Sejarah Turki’, Paris 1854)].
Sementara Mr. Stanley Lane mengagumi sikap dan kejujuran Rasulullah seperti yang dikatakannya sbb : “Dia adalah orang yang bersemangat terhadap nilai-nilai yang mulia dan antusias ini menjadi garam bagi dunia, yang menjaga manusia dari kerusakan hidup mereka.”
Hal-hal diatas adalah apa yang dikatakan oleh orang non muslim barat mengenai Nabi Muhammad. Bagaimana dengan non muslim timur ? Berikut pernyataan mereka :
1. “Semakin saya pelajari, semakin saya temukan bahwa kekuatan Islam bukan berasal dari pedang.” [Mahatma Gandhi – Bapak India Modern dalam ‘Young India’ (India Muda)]
2. “Muhammad adalah suatu jiwa yang bijaksana dan pengaruhnya dirasakan dan tak akan dilupakan oleh orang-orang di sekitarnya.” (Diwan Chand Sharma, seorang sarjana beragama Hindu, dalam bukunya The Prophets of The East (Nabi-Nabi dari Timur), Calcutta 1935, hal. 122)
3. “Mereka (pengkritik Muhammad) melihat api bukannya cahaya, mendapat kebodohan bukan kebaikan. Mereka mengubah setiap kebaikan dengan kejahatan yang besar. Hal ini menggambarkan kebejatan moral mereka..... kritikan tersebut adalah buta. Mereka tidak bisa melihat bahwa satu-satunya pedang Muhammad adalah pedang kemurahan hati, petunjuk, persahabatan, kemauan untuk memaafkan – pedang yang menaklukkan musuh-musuhnya dan membersihkan hati mereka. Pedangnya lebih tajam daripada pedang baja.” [Pandit Gyanandra Dev Sharma Shastri, pada suatu rapat di Gorakhpur (India), 1928]
4. “Beliau memilih untuk hijrah daripada harus berperang melawan rakyatnya sendiri, tetapi ketika penindasan mereka sudah di luar batas toleransi barulah beliau mengangkat pedang untuk membela diri. Mereka yang percaya bahwa suatu agama bisa disebarkan dengan kekerasan adalah orang yang bodoh yang tidak tahu jalannya suatu agama ataupun jalannya dunia. Mereka bangga dengan kepercayaannya karena mereka berada di suatu jalan, jalan yang jauh dari kebenaran”. [Seorang jurnalis Sikh dalam Nawan Hindustan, New Delhi, 17-11-1947]
Di AS pernah diterbitkan sebuah buku berjudul The 100 yang berisi tentang seratus orang terbesar dalam sejarah, yang dikarang oleh Michael H. Hart, seorang sejarawan, ahli matematika dan astronom. Dia telah mencari-cari dalam sejarah, orang-orang yang telah memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia.
Dalam buku tsb, dia menceritakan seratus orang yang sangat berpengaruh termasuk Asoka, Aristotle, Buddha, Confucius, Hitler, Plato, dan Zoroaster. Dia meletakkan urutan-urutan tokoh no. 1 sampai 100 bukan berdasarkan pandangan pengaruh tokoh tersebut kepada orang-orang tetapi dia mengevaluasinya berdasarkan tingkatan pengaruh dan keunggulan masing-masing tokoh dari no. 1 sampai 100. Dia memberi alasan mengapa dia meletakkan urutan tokoh tersebut. Kita tidak harus setuju dengan pendapat Hart ini, tetapi kita harus menghargai penelitian dan kejujurannya.
Hal yang paling mencengangkan adalah pilihannya untuk menempatkan Rasulullah di urutan no. 1 (Pertama dari 100 !). Penempatan Rasulullah di urutan no.1 oleh Hart tentu saja menggembirakan kaum muslimin, tetapi hal ini mengecewakan non muslim, khususnya Yahudi dan Kristen. Yesus no. 3 dan Musa no. 40 !. Hal ini sulit diterima mereka. Tetapi apa yang dikatakan Hart ? Inilah argumentasinya :
“Meskipun jumlah umat Kristen lebih banyak dari umat Islam di dunia ini, mungkin kelihatannya aneh bahwa Muhammad berada di urutan lebih tinggi dibanding Yesus. Ada dua alasan mengenai hal tersebut :
1. Muhammad memegang peranan lebih penting dalam pengembangan Islam dibanding peranan Yesus dalam pengembangan Kristen. Meskipun Yesus bertanggung jawab terhadap ajaran tata susila dan moral Kristen (sejauh ini berbeda dengan ajaran Yahudi), St. Paul (Paulus)-lah yang mengembangkan agama Kristen, penyebar dan penulis sebagian besar dari Kitab Perjanjian baru;
2. Muhammad bagaimanapun juga bertanggung jawab atas agama Islam, ajaran tata susila dan prinsip moral. Selain itu, dialah yang memegang kunci utama dalam penyebaran agama Islam dan membangun peradaban Islam.”
Menurut Hart, penghargaan terhadap pendiri Kristen harus dibagi antara Yesus dan St. Paul. Hart percaya bahwa sebenarnya Paul-lah yang mendirikan Kristen. Kita tidak bisa berargumentasi dengan Hart, namun memang pada kenyataanya dari total 27 Kitab Perjanjian Baru, lebih setengahnya ditulis oleh Paul. Jika Anda memperhatikan apa yang disebut A red letter Bible (huruf bertinta merah dalam Bible), Anda akan menemukan bahwa setiap kata-kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan tinta merah sedang yang bukan dengan tinta hitam yang biasa. Jangan heran kalau Anda menemukan bahwa dalam ‘Injil’ yang merupakan kitab suci Yesus, 99% lebih dari 27 Kitab Perjanjian Baru ditulis dengan tinta hitam. Ini merupakan pengakuan terus terang dalam Bible. Bahkan Misionaris Kristen mengakui bahwa sebenarnya 100% berasal dari Paulus.
Selain Hart; Jules Masserman, psykoanalis dan profesor di Universitas Chicago AS, tidak seperti yang lain, memberikan dasar dari pemilihannya terhadap pemimpin terbesar sepanjang masa. Dia ingin kita menemukan sendiri apa yang benar-benar kita cari dari seorang pemimpin. Dia memberikan kualifikasi seorang pemimpin. Seperti juga Micahel H. Hart, dia mencari pemimpin berdasarkan pengaruh yang terbesar. Bagaimanapun juga Masserman tidak mau kita tergantung pada kesenangan atau persangkaan kita saja. Dia ingin kita membangun standar objektifitas untuk menilai sebelum kita memutuskan mengidolakan seseorang sebagai pemimpin besar.
Dia berkata bahwa pemimpin harus memenuhi 3 fungsi, yaitu :
1. Pemimpin harus menyediakan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya;
2. Pemimpin atau calon pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial dimana orang-orang merasa aman didalamnya;
3. Pemimpin harus menyediakan suatu kepercayaan bagi pengikutnya.
Berdasarkan ketiga standar tadi, Masserman mencari dan menganalisa dalam sejarah terhadap Louis Pasteur, Salk, Gandhi, Confucius, Alexander yang agung, Caesar, Hitler, Budha, Yesus, dll. Akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa : “Mungkin pemimpin terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi tersebut dan pada urutan berikutnya adalah Musa.”
Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja pendapat Masserman ini, karena bahkan sebagai seorang Yahudi ia tetap juga menganalisa Adolf Hitler, musuh terbesar bangsanya. Dia mempertimbangkan Hitler sebagai pemimpin yang besar. Ras Jerman yang terdiri dari 90 juta orang telah siap menuju kejayaan walaupun akhirnya hancur berantakan.
Hitler bukanlah pertanyaan kita. Pertanyaannya adalah mengapa Masserman seorang Yahudi Amerika yang mengabdi pada pemerintah, mengumumkan kepada bangsanya sendiri yang terdiri dari 200 juta umat Yahudi dan Kristen bahwa bukan Yesus atau Musa, tetapi Muhammad-lah pemimpin terbesar sepanjang masa !!.
Michael H. Hart menempatkan Muhammad no. 1 dalam daftarnya dan Yesus Kristus no. 3. Mengapa ? Apakah dia disihir ?
William Mc Neill mempertimbangkan Muhammad dalam tiga nama teratas dalam daftarnya. Mengapa ? Apakah dia disihir ?
James Gavin menempatkan Muhammad sebelum Kristus. Mengapa? Apakah dia disihir?
Jules Masserman menempatkan Muhammad no. 1 dan pemimpinnya sendiri Musa pada no. 2. Mengapa ? Apakah dia disihir ?
Seperti kata Thomas Carlyle : “Apakah kita beranggapan bahwa semua puji-pujian pada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ini adalah suatu permainan sulap dan perdukunan (sihir)..... Kita tidak bisa beranggapan demikian..... Manusia tidak akan mengerti sama sekali tentang umat manusia jika perdukunan tumbuh subur dan berkembang dalam dunia.”
Dari pernyataan-pernyataan diatas , maka sekali lagi terbuktilah ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan :
Artinya :
004. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (QS. Al-Insyiraah [94] : 4)
Artinya :
004. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. 68:4)
Artinya :
021. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..... (QS Al-Ahzaab [33] : 21)
Bagaimana dengan Bible ? Apakah AlKitab juga menjunjung HAM dan perdamaian sebagaimana halnya Al-Qur’an ? Marilah kita lihat ayat-ayat AlKitab berikut ini :
1. “Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Injil – Matius 10:34)
2. “Jadi pergilah sekarang, kalahkan orang Amalek, tumpaslah segala apa yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang masih menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.” (Kitab – 1 Samuel 15:3)
3. “(17) Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. (18) Tetapi semua orang muda diantara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu.” (Bilangan 31:17-18)
4. “Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau (bangsa Yahudi) biarkan hidup apapun yang bernafas.” (Kitab –Ulangan 20:16)
5. “Mereka (bangsa Yahudi) menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba, dan keledai.” (Yosua 6:21)
6. “.....kota itu dipukul Yosua dengan mata pedang, juga rajanya; kota itu dan semua makhluk yang ada didalamnya ditumpasnya, tidak ada seorang pun yang dibiarkannya lolos....” (Yosua 10:28)
7. “Kamu harus membagikan mereka (para budak) sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang kemudian, supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya....” (Imamat 25:46)
Dari ayat-ayat Alkitab diatas jelas terlukiskan bagaimana Tuhan menyetujui adanya pembunuhan yang sangat keji dan menyetujui adanya perbudakan. Inikah yang dinamakan menjunjung HAM dan perdamaian ?.
Coba kita bandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an berikut :
Artinya :
083. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 084. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. 085. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah [2] : 83-85)
Artinya :
032. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (QS. Al-Maaidah [5] : 32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar