Jumat, 01 Januari 2010

Islam Tidak Disebarkan Dengan Jalan Kekerasan!!

"Mengapa Rasulullah mengajarkan Islam lewat pedang (dengan jalan kekerasan) ?"

Pertanyaan ini paling banyak ditanyakan orang-orang barat, oleh karena pengaruh pers di negara mereka yang sangat menjelek-jelekkan Islam, terlebih mengenai kepribadian Nabi Muhammad. Seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya, bahwa umat Islam dilarang untuk memulai suatu tindakan yang sifatnya “tidak terpuji”, misalnya dengan jalan paksa atau kekerasan bila tidak didahului. Islam sangat menjunjung tinggi HAM (Hak-hak Asasi Manusia) dan perdamaian. Ini tersirat jelas lewat firman-firman Allah dalam ayat-ayat pada Al-Qur’an, seperti misalnya pada ayat-ayat berikut ini :

clip_image002

Artinya :

009. Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Al-Hujuraat [49] : 9)

clip_image004

Artinya :

039. Maka barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Maaidah [5] : 39)

clip_image006

Artinya :

054. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun-alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-An’aam [6] : 54)

clip_image008

Artinya :

043. Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS. Asy-Syuura [42] : 43)

clip_image010

Artinya :

011. Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 012. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. 013. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujuraat [49] : 11-13)

clip_image012

Artinya :

061. Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menge-tahui. (QS. Al-Anfaal [8] : 61)

clip_image014
Artinya :

Jangan mencerca yang tidak menyembah Allah (penganut agama lain)......... (QS. Al-An’aam [6] : 108)

Perlu saya tekankan kembali bahwa Allah tidak pernah memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam (satu-satunya agama yang diridhai-Nya), sebagaimana firman-Nya :

clip_image016

Artinya :

029. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang bemaksud kufur (menolak kebenaran), maka biarlah ia kufur"..... (QS. Al-Kahfi [18] : 29)

Anda bisa saja bertanya kepada saya : “Semua yang dipaparkan diatas adalah perkataan Allah, bagaimana dengan sikap Nabi Muhammad sendiri sebagai utusanNya? Apakah dia juga seseorang yang ‘murah hati’ alias menjunjung nilai-nilai HAM seperti Tuhannya?.”

Rasulullah adalah seorang yang pemaaf, murah hati, dan sangat menghargai adanya perbedaan pendapat. Ini tercermin jelas dalam kisah sejarah hidup beliau.

Sewaktu Rasulullah ‘menaklukkan’ kota Mekkah, apa yang dilakukannya? Kota yang dulunya telah memperlakukannya dengan sangat kejam, menindas, mengutuk dirinya dan pengikutnya; kini berada di bawah kekuasaannya. Orang-orang yang dulu menindas dan menganiaya dirinya dengan tanpa belas kasihan sekarang berada di bawah belas kasihan beliau. Di saat kemenangannya, segala kesalahan mereka dimaafkan dan mereka dibebaskan untuk tetap tinggal di Mekkah.

Sebelum beliau membebaskan mereka untuk tetap tinggal di kota tersebut, beliau bertanya kepada mereka “Apa yang kamu harapkan dariku hari ini?” Orang-orang yang telah mengenal beliau bahkan sejak masa kanak-kanak itu berkata, “Kemurahan hati, wahai saudara dan keponakanku!” Air mata keluar dari kedua mata Rasulullah dan beliau berkata, “Saya akan berbuat seperti apa yang diperbuat Yusuf (maksudnya Nabi Yusuf as) terhadap saudara-saudaranya. Kalian boleh bebas pergi !!”

Selain peristiwa tadi, ada juga peristiwa lain yang menggambarkan sikap beliau yang menghargai perbedaan pendapat. Ketika Rasulullah memilih suatu lokasi yang jauh dari air untuk bermarkas dalam peperangan Badar, sahabatnya “Al-Khubbab bin Al-Mundzir” bertanya, “Wahai Pesuruh Allah, apakah pilihanmu ini berdasarkan wahyu, atau berdasarkan pendapat pribadimu? Nabi Muhammad menjawab: “Ini berdasarkan nalar, wahai Khubbab.”

Khubbab tidak setuju dengan pilihan tempat itu dan menyarankan tempat lain yang akhirnya disetujui Nabi.

Bahkan secara tegas Rasulullah memberi peluang kepada umatnya untuk berbeda pendapat dalam hal-hal yang mereka lebih ketahui, yakni dalam hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan urusan agama.

“Kalian lebih mengetahui urusan dunia kalian (daripadaku)”

Begitulah perkataan beliau ketika sarannya untuk tidak mengawinkan pohon kurma dinilai oleh sementara sahabatnya keliru.

Perlu diketahui bahwa Nabi Muhammad hidup ditengah-tengah bangsa yang sangat brutal dan biadab, sehingga seorang sejarawan terkemuka bernama Edward Gibbon mengatakan dalam bukunya (Decline and Fall of the Roman Empire) bahwa “kebrutalan bangsa Arab pada waktu itu hampir tanpa perasaaan, sangat sulit dibedakan dari dunia hewan yang lain.” Sehingga keberhasilan Rasulullah dalam mengatasi masalah besar dalam kaumnya, seperti mabuk-mabukan, perzinahan, penyembahan berhala, peperangan, ketidakadilan, dan kekejaman merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa dan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah.

Terlepas dari sikap-sikap terpuji Rasulullah diatas, perlu dicamkan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang yang sangat taat terhadap perintah Allah dan tidak pernah melanggar segala perintah-Nya. Jadi tidak mungkin beliau menyimpang dari ajaran Islam. Oleh sebab itu, Aisyah, istri Beliau, pernah berkata : “Dia (Rasulullah) adalah Al-Qur’an dalam perbuatan, Dia adalah Al-Qur’an berjalan, Dia adalah Al-Qur’an berbicara, Dia adalah Al-Qur’an yang hidup.” Begitupun yang dikatakan Ahmed Deedat dalam bukunya (The Choice) : “Meskipun miskin dan yatim piatu, Muhammad mempunyai kepribadian yang relijius dan Anda pasti kagum terhadap apa yang terdapat dalam dirinya.”

Jika dikatakan bahwa ini adalah kata-kata dari pengikut setia tentang yang dicintainya, maka marilah kita lihat apa yang dikatakan oleh seorang pengkritik Kristen yang simpatik terhadap “Nabi pahlawan!”nya.

Namanya adalah Thomas Carlyle (seorang pemikir terkemuka tahun 18an). Pada suatu hari dia memberi suatu kuliah dan dia memilih suatu topik yang sangat provokatif “The Hero as Prophet” (Sang Pahlawan sebagai Nabi), dan dia memilih nabi yang paling perkasa yang sering difitnah yaitu “Muhammad SAW!” Bukan Musa, Daud, Sulaiman, atau Yesus, tetapi Muhammad. Untuk menentramkan hati saudara setanah airnya (yang sebagian besar anggota Gereja Anglican), dia berkata : “Tidak ada bahaya bagi kita terhadap umat Muslim. Saya hanya ingin menyatakan segala sesuatu yang baik pada dirinya. Itu saja !”

Dalam suatu masa yang penuh dengan kebencian terhadap Islam dan kepada pendengarnya yang sangat skeptis dan sinis, Carlyle membuka suatu sinar kebenaran tentang pahlawannya, Muhammad. Untuk seseorang yang patut dipuji maka harus dipuji. Walaupun ada kalanya Carlyle menggunakan kata-kata dan gambaran-gambaran yang mungkin tidak mengenakkan bagi Muslim, tetapi paling tidak, dia telah “welcome” terhadap Islam. Dia telah memberikan penghargaan yang besar dan antusias serta membelanya (Nabi Muhammad) dari pandangan salah oleh banyak orang di sekelilingnya, seperti halnya yang dilakukan Rasulullah sewaktu membela Yesus dan ibunya dari penghinaan bangsa Yahudi.

Berikut beberapa point kalimat yang dinyatakan Carlyle mengenai Nabi Muhammad yang sebagian besar tertuang dalam bukunya yang berjudul On Heroes, Hero, Worship and The Heroes in History :

a. “Ketulusan hati dari orang yang agung adalah sesuatu yang tidak bisa diungkapkan. Bahkan saya pikir orang itu sendiri tidak sadar akan ketulusan hatinya. Untuk apa seseorang berlaku benar hanya untuk satu hari ? Tidak, orang yang besar tidak akan menyombongkan ketulusan hatinya sendiri.”

b. “Jiwa yang besar yang pendiam adalah orang yang walaupun tidak bisa, ia akan bersunguh-sungguh karena sifat dasarnya membawa dia untuk berlaku sungguh-sungguh. Sewaktu orang lain berpura-pura seolah-olah bersungguh-sungguh, laki-laki ini tidak bisa berbuat demikian dan dia sendirian dengan jiwanya dan kenyataan terhadap apa yang terjadi.... Kesungguhan telah ada dalam kebenaran Tuhan. Kata-kata dari laki-laki ini adalah suara hatinya langsung tanpa berpura-pura. Orang-orang harus mendengarkan apa yang dikatakannya daripada mendengarkan yang lain. Yang lain adalah bagaikan angin lalu.”

c. “Seorang laki-laki yang jujur dan setia. Jujur dalam perbuatan, perkataan, dan pemikirannya. Mereka mencatat bahwa beliau selalu bersungguh-sungguh terhadap segala sesuatu. Seorang laki-laki yang pendiam. Diam apabila tidak ada yang harus dikatakan, tetapi selalu bijak dan tulus apabila berbicara. Selalu menerangi setiap persoalan. Ini adalah bagian dari apa yang disebut perkataan yang bernilai.”

d. “Bukanlah orang yang plin-plan. Suatu perkataan yang tegas akan dikeluarkan apabila memang diperlukan. Beliau akan bicara terus terang dan tegas!”

e. “Kebohongan yang telah ditimbun di sekeliling laki-laki ini hanya memalukan bagi diri kita sendiri !!”

Sebelum orang-orang menuduh Carlyle dengan persangkaan tak pantas dan telah disuap, mari kita lihat beberapa nama orang-orang non muslim lainnya yang mengagumi Nabi Muhammad saw :

a. “Empat tahun setelah kematian Justinian, 569 M, lahir di Makkah di tanah Arab, seorang yang memberikan pengaruh yang terbesar bagi umat manusia. Orang itu adalah Muhammad” (John William Draper, M.D., LLD., dalam bukunya A History of the Intellectual Development of Europe (Sejarah Perkembangan Intelektual di Eropa), London 1875)

b. “Saya ragu apakah ada orang lain yang bisa merubah kondisi manusia begitu besar seperti yang dilakukan oleh Muhammad.” (RVC Bodley dalam The Messenger (Sang Utusan), London 1946, halaman 9)

c. “Saya telah mempelajari tentang Muhammad. Beliau adalah laki-laki yang luar biasa; dan menurut saya, terlepas dari pemikiran anti Kristen, beliau adalah penyelamat umat manusia. Jika seorang manusia seperti Muhammad dianggap kediktatoran dunia modern, dia akan berhasil memecahkan masalah-masalah yang akan membawa dunia kepada kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan.” (George Bernard Shaw dalam The Genuine of Islam (Islam yang Murni), volume I no. 81936)

d. “Dengan sebuah keberuntungan yang sangat unik dalam sejarah, Muhammad adalah pendiri dari suatu negara, suatu kerajaan dan suatu agama. Dia adalah gabungan dari Kaisar dan Paus. Tetapi dia adalah Paus tanpa keinginan menjadi Paus, dan Kaisar tanpa tentara kerajaan. Tanpa tentara, tanpa bodyguard, tanpa sebuah istana, tanpa pendapatan tetap. Jika ada orang yang mempunyai hak untuk mengatakan bahwa dia diatur oleh Tuhan yang benar, itu adalah Muhammad, dimana dia mempunyai kekuatan tanpa peralatan dan tanpa dukungan.” (R. Bosworth Smith, dalam Mohammed and Mohammedanism)

e. “Muhammad adalah pribadi relijius yang paling sukses.” (Encyclopedia Britannica, edisi ke-11)

De Lacy O’Leary dalam ‘Islam at The Crossroad’ (Islam di Persimpangan Jalan) mengatakan: “Bagaimanapun sejarah jelas menerangkan bahwa legenda tentang penaklukan muslim terhadap dunia dan memaksakan Islam dengan menggunakan pedang adalah suatu cerita yang tidak masuk akal yang sering diceritakan oleh ahli sejarah.”

“Jika kebesaran tujuan, keterbatasan peralatan dan hasil-hasil yang mencengangkan adalah tiga kriteria kebesaran manusia, siapa yang bisa mempertaruhkannya di zaman modern ini dengan sejarah Muhammad?...... Ahli filsafat, ahli pidato, rasul, pemimpin negara, pejuang, pencetus ide-ide, penemu keyakinan yang rasional, penemu 20 kekaisaran di bumi dan menjadikannya satu kekaisaran spiritual, dia adalah Muhammad. Berdasarkan semua standar kebesaran dan kejayaan yang bisa diukur, kita bisa bertanya, apakah ada orang lain yang lebih besar dari beliau.” Begitulah yang dikatakan seorang sejarawan berkebangsaan Prancis bernama Lamartine dalam bukunya [‘Historie de la Turquie’, Paris 1854 (‘Sejarah Turki’, Paris 1854)].

Sementara Mr. Stanley Lane mengagumi sikap dan kejujuran Rasulullah seperti yang dikatakannya sbb : “Dia adalah orang yang bersemangat terhadap nilai-nilai yang mulia dan antusias ini menjadi garam bagi dunia, yang menjaga manusia dari kerusakan hidup mereka.”

Hal-hal diatas adalah apa yang dikatakan oleh orang non muslim barat mengenai Nabi Muhammad. Bagaimana dengan non muslim timur ? Berikut pernyataan mereka :

1. “Semakin saya pelajari, semakin saya temukan bahwa kekuatan Islam bukan berasal dari pedang.” [Mahatma Gandhi – Bapak India Modern dalam ‘Young India’ (India Muda)]

2. “Muhammad adalah suatu jiwa yang bijaksana dan pengaruhnya dirasakan dan tak akan dilupakan oleh orang-orang di sekitarnya.” (Diwan Chand Sharma, seorang sarjana beragama Hindu, dalam bukunya The Prophets of The East (Nabi-Nabi dari Timur), Calcutta 1935, hal. 122)

3. “Mereka (pengkritik Muhammad) melihat api bukannya cahaya, mendapat kebodohan bukan kebaikan. Mereka mengubah setiap kebaikan dengan kejahatan yang besar. Hal ini menggambarkan kebejatan moral mereka..... kritikan tersebut adalah buta. Mereka tidak bisa melihat bahwa satu-satunya pedang Muhammad adalah pedang kemurahan hati, petunjuk, persahabatan, kemauan untuk memaafkan – pedang yang menaklukkan musuh-musuhnya dan membersihkan hati mereka. Pedangnya lebih tajam daripada pedang baja.” [Pandit Gyanandra Dev Sharma Shastri, pada suatu rapat di Gorakhpur (India), 1928]

4. “Beliau memilih untuk hijrah daripada harus berperang melawan rakyatnya sendiri, tetapi ketika penindasan mereka sudah di luar batas toleransi barulah beliau mengangkat pedang untuk membela diri. Mereka yang percaya bahwa suatu agama bisa disebarkan dengan kekerasan adalah orang yang bodoh yang tidak tahu jalannya suatu agama ataupun jalannya dunia. Mereka bangga dengan kepercayaannya karena mereka berada di suatu jalan, jalan yang jauh dari kebenaran”. [Seorang jurnalis Sikh dalam Nawan Hindustan, New Delhi, 17-11-1947]

Di AS pernah diterbitkan sebuah buku berjudul The 100 yang berisi tentang seratus orang terbesar dalam sejarah, yang dikarang oleh Michael H. Hart, seorang sejarawan, ahli matematika dan astronom. Dia telah mencari-cari dalam sejarah, orang-orang yang telah memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia.

Dalam buku tsb, dia menceritakan seratus orang yang sangat berpengaruh termasuk Asoka, Aristotle, Buddha, Confucius, Hitler, Plato, dan Zoroaster. Dia meletakkan urutan-urutan tokoh no. 1 sampai 100 bukan berdasarkan pandangan pengaruh tokoh tersebut kepada orang-orang tetapi dia mengevaluasinya berdasarkan tingkatan pengaruh dan keunggulan masing-masing tokoh dari no. 1 sampai 100. Dia memberi alasan mengapa dia meletakkan urutan tokoh tersebut. Kita tidak harus setuju dengan pendapat Hart ini, tetapi kita harus menghargai penelitian dan kejujurannya.

Hal yang paling mencengangkan adalah pilihannya untuk menempatkan Rasulullah di urutan no. 1 (Pertama dari 100 !). Penempatan Rasulullah di urutan no.1 oleh Hart tentu saja menggembirakan kaum muslimin, tetapi hal ini mengecewakan non muslim, khususnya Yahudi dan Kristen. Yesus no. 3 dan Musa no. 40 !. Hal ini sulit diterima mereka. Tetapi apa yang dikatakan Hart ? Inilah argumentasinya :

“Meskipun jumlah umat Kristen lebih banyak dari umat Islam di dunia ini, mungkin kelihatannya aneh bahwa Muhammad berada di urutan lebih tinggi dibanding Yesus. Ada dua alasan mengenai hal tersebut :

1. Muhammad memegang peranan lebih penting dalam pengembangan Islam dibanding peranan Yesus dalam pengembangan Kristen. Meskipun Yesus bertanggung jawab terhadap ajaran tata susila dan moral Kristen (sejauh ini berbeda dengan ajaran Yahudi), St. Paul (Paulus)-lah yang mengembangkan agama Kristen, penyebar dan penulis sebagian besar dari Kitab Perjanjian baru;

2. Muhammad bagaimanapun juga bertanggung jawab atas agama Islam, ajaran tata susila dan prinsip moral. Selain itu, dialah yang memegang kunci utama dalam penyebaran agama Islam dan membangun peradaban Islam.”

Menurut Hart, penghargaan terhadap pendiri Kristen harus dibagi antara Yesus dan St. Paul. Hart percaya bahwa sebenarnya Paul-lah yang mendirikan Kristen. Kita tidak bisa berargumentasi dengan Hart, namun memang pada kenyataanya dari total 27 Kitab Perjanjian Baru, lebih setengahnya ditulis oleh Paul. Jika Anda memperhatikan apa yang disebut A red letter Bible (huruf bertinta merah dalam Bible), Anda akan menemukan bahwa setiap kata-kata yang berasal dari ucapan Yesus ditulis dengan tinta merah sedang yang bukan dengan tinta hitam yang biasa. Jangan heran kalau Anda menemukan bahwa dalam ‘Injil’ yang merupakan kitab suci Yesus, 99% lebih dari 27 Kitab Perjanjian Baru ditulis dengan tinta hitam. Ini merupakan pengakuan terus terang dalam Bible. Bahkan Misionaris Kristen mengakui bahwa sebenarnya 100% berasal dari Paulus.

Selain Hart; Jules Masserman, psykoanalis dan profesor di Universitas Chicago AS, tidak seperti yang lain, memberikan dasar dari pemilihannya terhadap pemimpin terbesar sepanjang masa. Dia ingin kita menemukan sendiri apa yang benar-benar kita cari dari seorang pemimpin. Dia memberikan kualifikasi seorang pemimpin. Seperti juga Micahel H. Hart, dia mencari pemimpin berdasarkan pengaruh yang terbesar. Bagaimanapun juga Masserman tidak mau kita tergantung pada kesenangan atau persangkaan kita saja. Dia ingin kita membangun standar objektifitas untuk menilai sebelum kita memutuskan mengidolakan seseorang sebagai pemimpin besar.

Dia berkata bahwa pemimpin harus memenuhi 3 fungsi, yaitu :

1. Pemimpin harus menyediakan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya;

2. Pemimpin atau calon pemimpin harus menyediakan suatu organisasi sosial dimana orang-orang merasa aman didalamnya;

3. Pemimpin harus menyediakan suatu kepercayaan bagi pengikutnya.

Berdasarkan ketiga standar tadi, Masserman mencari dan menganalisa dalam sejarah terhadap Louis Pasteur, Salk, Gandhi, Confucius, Alexander yang agung, Caesar, Hitler, Budha, Yesus, dll. Akhirnya dia mengambil kesimpulan bahwa : “Mungkin pemimpin terbesar sepanjang waktu adalah Muhammad yang mengkombinasikan ketiga fungsi tersebut dan pada urutan berikutnya adalah Musa.”

Kita tidak bisa mengabaikan begitu saja pendapat Masserman ini, karena bahkan sebagai seorang Yahudi ia tetap juga menganalisa Adolf Hitler, musuh terbesar bangsanya. Dia mempertimbangkan Hitler sebagai pemimpin yang besar. Ras Jerman yang terdiri dari 90 juta orang telah siap menuju kejayaan walaupun akhirnya hancur berantakan.

Hitler bukanlah pertanyaan kita. Pertanyaannya adalah mengapa Masserman seorang Yahudi Amerika yang mengabdi pada pemerintah, mengumumkan kepada bangsanya sendiri yang terdiri dari 200 juta umat Yahudi dan Kristen bahwa bukan Yesus atau Musa, tetapi Muhammad-lah pemimpin terbesar sepanjang masa !!.

Michael H. Hart menempatkan Muhammad no. 1 dalam daftarnya dan Yesus Kristus no. 3. Mengapa ? Apakah dia disihir ?

William Mc Neill mempertimbangkan Muhammad dalam tiga nama teratas dalam daftarnya. Mengapa ? Apakah dia disihir ?

James Gavin menempatkan Muhammad sebelum Kristus. Mengapa? Apakah dia disihir?

Jules Masserman menempatkan Muhammad no. 1 dan pemimpinnya sendiri Musa pada no. 2. Mengapa ? Apakah dia disihir ?

Seperti kata Thomas Carlyle : “Apakah kita beranggapan bahwa semua puji-pujian pada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam ini adalah suatu permainan sulap dan perdukunan (sihir)..... Kita tidak bisa beranggapan demikian..... Manusia tidak akan mengerti sama sekali tentang umat manusia jika perdukunan tumbuh subur dan berkembang dalam dunia.”

Dari pernyataan-pernyataan diatas , maka sekali lagi terbuktilah ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyatakan :

clip_image018

Artinya :

004. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (QS. Al-Insyiraah [94] : 4)

clip_image020

Artinya :

004. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. 68:4)

clip_image022

Artinya :

021. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..... (QS Al-Ahzaab [33] : 21)

Bagaimana dengan Bible ? Apakah AlKitab juga menjunjung HAM dan perdamaian sebagaimana halnya Al-Qur’an ? Marilah kita lihat ayat-ayat AlKitab berikut ini :

1. “Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” (Injil – Matius 10:34)

2. “Jadi pergilah sekarang, kalahkan orang Amalek, tumpaslah segala apa yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang masih menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.” (Kitab – 1 Samuel 15:3)

3. “(17) Maka sekarang bunuhlah semua laki-laki di antara anak-anak mereka, dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu bunuh. (18) Tetapi semua orang muda diantara perempuan yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki haruslah kamu biarkan hidup bagimu.” (Bilangan 31:17-18)

4. “Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kau (bangsa Yahudi) biarkan hidup apapun yang bernafas.” (Kitab –Ulangan 20:16)

5. “Mereka (bangsa Yahudi) menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba, dan keledai.” (Yosua 6:21)

6. “.....kota itu dipukul Yosua dengan mata pedang, juga rajanya; kota itu dan semua makhluk yang ada didalamnya ditumpasnya, tidak ada seorang pun yang dibiarkannya lolos....” (Yosua 10:28)

7. “Kamu harus membagikan mereka (para budak) sebagai milik pusaka kepada anak-anakmu yang kemudian, supaya diwarisi sebagai milik; kamu harus memperbudakkan mereka untuk selama-lamanya....” (Imamat 25:46)

Dari ayat-ayat Alkitab diatas jelas terlukiskan bagaimana Tuhan menyetujui adanya pembunuhan yang sangat keji dan menyetujui adanya perbudakan. Inikah yang dinamakan menjunjung HAM dan perdamaian ?.

Coba kita bandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an berikut :

clip_image024

Artinya :

083. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 084. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. 085. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. Al-Baqarah [2] : 83-85)

clip_image026

Artinya :

032. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (QS. Al-Maaidah [5] : 32)

Makna Jihad Sesungguhya!!

Banyak di kalangan orang non muslim bertanya seperti ini: "Bagaimana dengan istilah jihad dalam Islam ? Bukankah setiap orang non muslim harus ditumpas ? (seakan-akan memaksa orang non muslim harus memeluk Islam)"

Pemikiran seperti ini sebenarnya tidak berdasar. Berjihad di jalan Allah merupakan ajaran Islam yang mengandung makna filosofis hidup yang sangat luas dan mengarah pada tujuan atau motivasi positif (Haq), bukan negatif (Bathil). Diantaranya : membantu fakir miskin, menolong sesama yang tertimpa musibah, dan menyumbangkan tenaga untuk membuat fasilitas rumah ibadah, pendidikan, infrastruktur, dsb. Dalam Al-Qur’an S. At-Taubah [9] ayat 44 dikatakan :

clip_image002

Artinya :

044. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa.

Kalimat “berjihad dengan harta dan diri” bermakna bahwa jihad bukan hanya berarti ‘rela mengorbankan nyawa dalam medan pertempuran’, namun juga rela mengorbankan harta dan tenaga untuk suatu tujuan yang mulia yang diridhai oleh Allah SWT, seperti tujuan kemanusiaan yang telah disebutkan diatas. Ini semua termasuk jihad. Bahkan melayani suami dan anak dengan baik dan ikhlas merupakan suatu bentuk jihad yang besar bagi seorang istri/ibu. Begitu pula bagi suami/bapak, menafkahkan istri dan anak dengan jalan yang halal merupakan salah bentuk jihad di jalan Allah.

Mengenai jihad ini, ada suatu kisah yang cukup patut untuk disimak. Pernah suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah : “Perbuatan apakah yang paling disenangi oleh Allah ?”. Rasulullah menjawab : “Ada 3, yakni : shalat tepat pada waktunya; berbakti kepada orang tua; dan berjihad di jalan Allah”. Dengan serta merta sahabat tersebut berkata : “Kalau demikian saya nanti ingin ikut berperang bersamamu, ya Rasulullah !” (kebetulan pada waktu itu akan ada peperangan yang terjadi dalam waktu dekat). Rasulullah bertanya : “Apakah kamu masih memiliki orang tua?”. Sahabat tsb menjawab : “Ya, orang tua saya masih hidup. Ia sudah tua renta dan tinggal sebatang kara”. Nabi lalu berkata : “Kalau demikian, sebaiknya kamu menemani dan memelihara orang tuamu daripada ikut berperang bersamaku; karena hal tersebut merupakan bentuk jihad terbesar untukmu”.

Kenyataan menunjukkan bahwa kaum Muslimin baru diizinkan perang setelah mereka hijrah ke Madinah, atau paling awal, izin perang itu diberikan menjelang keberangkatan mereka dari Makkah ke Madinah. Tetapi perintah melakukan jihad sudah ada dan tercantum dalam wahyu Makkiyah terakhir. Surat Al-‘Ankabut, yakni Surat ke 29, tak sangsi lagi termasuk golongan Surat yang diturunkan pada tahun kelima dan tahun keenam Bi’tsah Nabi, namun di situ sudah digunakan sebanyak-banyaknya kata jihad dalam arti berjuang dengan daya dan tenaga, tanpa mengandung arti perang. Di antaranya terdapat dalam ayat yang berbunyi: “Dan orang-orang yang berjuang (jahadu) untuk Kami, mereka pasti Kami pimpin pada jalan Kami; dan sesungguhnya Allah itu menyertai orang-orang yang berbuat kebaikan” (29:69).

Kata jahadu ini berasal dari kata jihad atau mujahadah; dan ditambah kata fina (untuk Kami), menunjukan bahwa yang dimaksud jihad dalam ayat diatas ialah perjuangan rohani untuk dekat kepada Allah. Bagaimana caranya untuk dekat? Ayat tersebut memberi sinyal dengan mengatakan "dan sesungguhnya Allah itu menyertai orang-orang yang berbuat kebaikan”; yang berarti dengan jalan berbuat kebaikan, bukan dengan jalan berperang!!!.

Lantas, bagaimana dengan teroris yang beragama Islam yang selama ini melakukan bom bunuh diri ?. Apapun alasannya, bunuh diri dilarang keras dalam Islam. Bunuh diri termasuk dalam kategori dosa besar yang dapat mengekalkan pelakunya di dalam neraka karena ia tidak menerima ketentuan Allah serta menentang aturan dan hukum-Nya. Banyak sekali hadits yang menerangkan hal ini. Para ahli hadits bahkan telah membuat bab-bab tersendiri dalam kitab-kitab sunnah. Dalam Shahih Muslim dengan Syarh Nawawi terdapat bab tentang haramnya bunuh diri dan orang yang membunuh dirinya dengan sesuatu maka ia akan disiksa dengannya kelak di dalam api neraka.

Imam Muslim menyebutkan banyak hadits dalam bab tersebut. Diantaranya adalah sabda Rasulullah, "Barang siapa yang membunuh dirinya dengan sebilah besi, maka besi itu kelak akan berada dalam genggaman tangannya dan memasukkannya dalam perutnya di dalam neraka Jahanam. Ia kekal didalamnya. Siapa yang meminum racun lalu ia terbunuh karenanya, maka kelak ia akan menghisapnya di dalam neraka Jahanam dan ia kekal abadi untuk selamanya disana. Siapa yang menjatuhkan diri dari puncak gunung lalu ia terbunuh karenanya, maka kelak ia akan terjun di dalam neraka Jahanam dan ia kekal disana selamanya." [HR. Muslim]

Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, "Kami bersama Rasulullah menyaksikan perang Hunain. Tiba-tiba Rasulullah berkata mengenai seorang lelaki yang mengaku dirinya sebagai muslim, 'Lelaki ini termasuk penghuni neraka'. Ketika kami mendatangi medan pertempuran, lelaki tadi adalah orang yang berperang dengan sangat gigih hingga ia menderita luka parah. 'Ya Rasulullah, lelaki yang baginda katakan tadi sesungguhnya telah berperang dengan sangat gigih pada hari ini, dan ia telah meninggal'. Rasulullah berkata lagi, 'Ia akan masuk neraka'.

Sebagian kaum muslimin masih diselimuti keraguan. Dalam keraguan seperti itu, tiba-tiba ada yang mengatakan bahwa suatu malam ketika sedang menderita luka yang sangat parah, ia tidak sabar menahan luka itu dan ia pun bunuh diri. Berita ini pun disampaikan pada Nabi Muhammad lantas beliau bersabda, 'Allah Mahabesar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan rasul-Nya'.

Sahl bin Sa'd As-Sa'idi juga menuturkan bahwa suatu ketika Rasulullah berjumpa dengan kaum musyrikin lalu mereka saling membunuh. Ada seorang lelaki di kalangan sahabat yang setiap berhadapan dengan musuh, ia langsung menebasnya. Ketika Rasulullah kembali ke pasukannya dan yang lain juga kembali ke pasukan mereka, para sahabat berkata, "Pada hari ini tidak ada orang yang lebih berani dari si Fulan ini". Rasulullah pun berkata, "Sesungguhnya ia termasuk penghuni neraka".

Salah seorang lelaki berkata, "Aku akan mengikutinya terus". Ia pun kemudian keluar bersama si Fulan tadi. Setiap kali si Fulan itu berhenti, ia pun berhenti. Bila si Fulan itu berjalan cepat, ia pun turut berjalan cepat, sampai kemudian si Fulan itu terluka parah. Si Fulan itu menyegerakan ajalnya dengan meletakkan pedangnya di tanah dan menusukkan mata pedangnya di antara kedua dadanya, kemudian ia menekan pedangnya hingga ia terbunuh.

Lantas lelaki itu (sahabat lelaki yang telah wafat) pergi menjumpai Rasulullah seraya berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah". Rasulullah bertanya, "Ada apa denganmu?". Lelaki itu berkata, "Lelaki yang baginda katakan termasuk penghuni neraka". Orang-orang pun heran dengan pernyataannya itu. Maka lelaki itu berkata, "Aku yang akan menjelaskannya kepada kalian. Aku pergi mencarinya hingga kutemukan ia terluka sangat parah. Ia menyegerakan ajalnya dengan meletakkan pedangnya di tanah dan menusukkan mata pedangnya diantara kedua dadanya, kemudian ia menekan pedangnya hingga ia terbunuh".

Maka seketika itu Rasulullah bersabda, "Terkadang seorang lelaki mengerjakan perbuatan para penghuni surga dalam pandangan manusia, namun sebenarnya ia adalah bagian dari penghuni neraka. Sebaliknya, terkadang seseorang mengerjakan perbuatan para penghuni neraka dalam pandangan manusia, namun sebenarnya ia adalah bagian dari penghuni surga". [HR. Bukhari (288)]

Jundub bin Junadah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya ada seorang lelaki sebelum kamu yang keluar dengan membawa luka bernanah. Ketika luka itu membuatnya sakit, ia pun mengambil satu anak panah dari busurnya, lalu melukainya sehingga darah pun tidak berkucuran hingga ia meninggal. Rabb kalian berfirman, 'Sesungguhnya Aku mengharamkan surga untuknya'". [HR. Muslim (321)]

Selain hadits-hadits diatas, patut pula disimak hadits shahih yang diriwayatkan oleh Anas ra dan Abu Hurairah ra berikut ini :

a. Dari Anas ra berkata : “Seandainya tidak karena saya mendengar Rasulullah bersabda : ‘Janganlah kamu mencita-citakan mati, niscaya saya mencita-citakannya’.”

Maksudnya : Jika Rasulullah tidak berkata “Jangan kamu mencita-citakan mati”, maka Anas pastilah bercita-cita untuk mati.

b. Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah bersabda : “Janganlah seorang daripadamu mencita-citakan mati. Jika ia orang baik, maka barangkali ia akan menambah, dan jika ia orang jahat, maka barangkali ia dapat memperbaikinya”.

Maksudnya : Jika sebelumnya Anda tidak mati, Anda mungkin dapat menambah pahala amal kebajikan Anda, atau Anda dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan Anda, jika Anda adalah orang yang pernah berbuat jahat.

Mengenai bunuh diri ini Allahpun sempat berfirman :

clip_image004

Artinya :

029. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa’ [4]:29)

Kalau memang dilarang, mengapa teroris-teroris yang beragama Islam tersebut tetap nekad melakukan tindakan bunuh diri ?. Hal ini sama saja jika saya bertanya mengapa orang-orang Kristen melakukan zina alias seks bebas sebelum menikah padahal berzina dilarang dalam agama Kristen ? (lihat Imamat 20:10-21) serta pada Matius 19:18 berikut : “Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,”). Yah tentu saja jawabannya adalah karena yang melakukan adalah manusianya yang kebetulan beragama tersebut, bukan oleh ajaran agama yang dianutnya.

Perbuatan bom bunuh diri seperti yang dilakukan oleh para teroris merupakan perbuatan dosa dan tercela, karena sebenarnya mereka mendahului takdir Allah, sebab Allahlah yang berhak menentukan kapan seseorang akan mati. Selain itu, perbuatan bunuh diri merupakan perbuatan yang sia-sia yang merupakan wujud dari perasaan putus asa. Allah berfirman :

a. Dalam QS. Al-Kahfi [18] ayat 103 dan 104 dikatakan :

clip_image006

Artinya :

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

b. Dalam QS. Ali ‘Imraan [3] ayat 145 dikatakan :

clip_image008

Artinya :

145. Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

c. Dalam QS. Az-Zumar [39] ayat 53-54 dikatakan :

clip_image010

Artinya :

053. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 054. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).

Lalu, bagaimana dengan perang melawan orang non muslim ?. Jika orang non muslim tersebut yang terlebih dahulu menginjak-nginjak harkat dan martabat seorang muslim, dimana misalnya orang non muslim tersebut melakukan fitnah dan memulai peperangan, maka dalam Islam dibenarkan untuk membela diri dan membunuh orang-orang non muslim tersebut. Dan ini juga bermakna jihad. Sabda Rasulullah: "Barang siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia mati syahid dan siapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia syahid dan siapa yang terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid dan siapa yang terbunuh karena membela darahnya maka ia juga mati syahid".

Tak ada satupun ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menyuruh umat muslim untuk memerangi orang non muslim tanpa alasan yang jelas, benar, dan berdasar.

a. Dalam QS. Al-Hajj [22] ayat 39-40, Allah berfirman :

clip_image012

Artinya :

039. Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. 040. (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

b. Dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 190-195, Allah berfirman :

clip_image014

Artinya :

190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. 192. Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 193. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. 194. Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. 195. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

image

Artinya :

........ jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka. (QS An-Nisaa' [4]:90)

clip_image002[7]

Artinya :

061. Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfaal [8] : 61)

Dari ayat-ayat tersebut diatas jelas tergambar bahwa umat muslim hanya diperbolehkan menyerang jika diserang duluan. Jika para penyerang tersebut berhenti (dari memusuhi), maka dianggap tidak ada permusuhan lagi, kecuali terhadap orang-orang yang berlaku zalim.

Hal ini semakin sangat jelas, karena Islam tidak akan pernah memaksa umat non muslim untuk masuk ke dalam agama Islam. Namun tentu saja ini ada konsekwensinya, yaitu orang-orang non muslim (orang-orang kafir) yang tidak percaya terhadap kebenaran ajaran agama Islam dan enggan untuk mengucapkan ‘kalimat syahadat’ akan dimasukkan Tuhan ke dalam neraka. Firman Allah :

clip_image016

Artinya :

006. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS Al-Kaafiruun [109] : 6)

clip_image002[5]

Artinya :

256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]:256)

clip_image018

Artinya :

029. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (QS. Al-Kahfi [18] : 29)

Tidak seperti yang tertuang dalam AlKitab umat Kristiani saat ini dimana pada Matius 28:19 dikatakan : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak, dan Roh Kudus.”

Dengan ayat ini, umat Kristiani diperbolehkan (karena mendapat perintah) untuk mempengaruhi umat non Kristen untuk dibaptis sekaligus masuk ke dalam agama Kristen, sehingga membuat orang Kristen sendiri dapat menjadi teroris yang sebenar-benarnya teroris, karena dapat seenak perut (menghalalkan segala cara) untuk memaksa orang masuk ke dalam ajaran agama yang sebenarnya tidak diyakininya.

Hal ini semakin jelas, karena umat Kristen dilarang untuk mencintai persahabatan, yang berarti juga tidak dapat menerima adanya perbedaan yang sangat penting untuk terciptanya perdamaian dunia, seperti yang termaktub dalam Yakobus 4:4 dan Lukas 12:49&51 yang berbunyi :

“Hai kamu, orang-orang yang tidak setia ! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah ? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” (Yakobus 4:4)

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala! Kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai diatas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan”. (Lukas 12:49&51)

Berbuat Baik, Apalah Susahnya?

Berbuat baik tidak saja merupakan anjuran tapi suatu kewajiban. Setiap muslim wajib melakukan kebaikan sesuai dengan kemampuannya. Saking banyaknya jenis kebaikan yang ada di dunia ini, tak seorang pun tak mampu melakukan salah satunya. Asal mau, pasti bisa.

Diriwayatkan dari Abu Hanifah dari perkataan Nabi saw, "Kebaikan itu banyak, tapi pengamalnya (orang yang melaksanakannya) sedikit".

Kebaikan itu, selain banyak jumlahnya, juga gampang pelaksanaannya. Bisa tanpa biaya, tanpa tenaga, tanpa pikiran, dan tanpa pengorbanan apa-apa. Sekedar diam untuk menahan ucapan kotor, itu sudah termasuk bagian dari kebaikan. Siapa yang tidak bisa jika sekedar diam saja?

"Setiap muslim itu harus bersedekah" (HR. Bukhari & Muslim). Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak setiap kami mempunyai sesuatu untuk disedekahkan". Ada pula yang mengatakan, "Wahai Nabi Allah, maka bagaimana orang yang tidak mendapatkan sesuatu untuk disedekahkan?". Beliau bersabda, "Bekerja secara mandiri lalu mendatangkan manfaat pada diri sendiri, dan bersedekah". "Jika tidak ada yang bisa disedekahkan?", tanya para sahabat lagi. Rasul menjawab, "Menolong orang yang membutuhkan sesuatu yang mendesak". Mereka bertanya lagi, "Andaikata tidak mampu melakukan itu?". Rasul saw menjawab, "Menyuruh orang pada yang ma'ruf". Mereka bertanya lagi, "Jika tidak mampu melakukan itu?". Rasul menjawab, "Mencegah diri dari kejahatan, itu juga termasuk sedekah".

Menilik hadits diatas, rasanya tak seorang muslim pun yang bisa beralasan tidak mampu melaksanakan kebaikan. Semua pasti bisa, hanya saja seberapa banyak masing-masing bisa mengumpulkannya?. "Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia".

Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa orang yang paling disenangi Allah adalah mereka yang membawa kegembiraan bagi saudaranya sesama muslim. Bahkan mereka yang telah mampu menghilangkan kesusahan orang lain, membayarkan hutangnya, mengentaskan kelaparannya, atau menemaninya dalam sebuah perjalanan yang ma'ruf, maka pahalanya lebih besar dari i'tikaf selama sebulan di Masjid Nabawi.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah saw bersabda, "Jangan meremehkan sedikitpun tentang kebaikan meskipun hanya menjumpai kawan dengan wajah ceria (tersenyum)" (HR. Muslim). Tersenyum saja kepada teman sudah merupakan nilai tambah di sisi Allah. Jangan sampai meremehkan amal, walaupun nampak kecil berupa senyum.

Kebaikan sederhana lain yang tak kalah kecil artinya adalah menahan marah di saat seseorang mampu melakukannya. Ganjaran yang mampu melakukan ini adalah keridhaan Allah pada hari kiamat. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah bahwa "Barang siapa dapat menahan amarahnya, padahal ia berkuasa untuk melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat untuk tampil di depan makhluk-Nya dan memilih diantara bidadari yang disukainya".

Di dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda bahwa "Orang yang pemurah hati dekat dengan Allah, dekat dengan syurga, dekat dengan manusia, jauh dari neraka. Sedang orang yang bakhil, jauh dari Allah, jauh dari syurga, jauh dari manusia, dekat dengan api neraka. Orang yang bodoh tetapi murah hati lebih dicintai Allah daripada orang alim yang bakhil.

Yang dimaksud bakhil dalam konteks ini adalah pelit dalam memberi maaf. Orang yang suka memberi maaf disebut murah hati, sedang mereka yang pemarah, tak mudah memaafkan disebut bakhil. Bakhil disini tidak terbatas pada pelit dalam pemberian materi.

Seorang muslim hendaknya menjauhi sikap egoisme, mementingkan diri sendiri. Sikap seperti ini hanya ada pada mereka yang tidak mengenal Islam. Padahal umat Islam harus selalu loyal kepada sesamanya. Ada kerjasama, solidaritas, saling menolong, saling menggembirakan dan saling meringankan.

Dalam urusan jual beli, dianjurkan baik pembeli maupun penjual untuk saling memudahkan. Yassiruu wala tu 'assiruu, ringankan dan jangan memberatkan. Penjualnya tidak menawarkan barang terlalu tinggi, sedangkan pembeli tidak menawarkan dengan harga yang terlalu rendah. Demikian juga dengan berpolitik, jangan mentang-mentang berkuasa kemudian menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi/kelompok daripada kepentingan orang banyak. Dituntut adanya sikap profesional dan proporsional. Ini suatu keadilan yang mesti ditegakkan.

Dalam urusan besar, seperti berpolitik kita bisa mengumpulkan kebaikan, maka urusan yang kecilpun kita bisa melakukannya, misalnya dalam berkendaran di bus kota atau dimana saja. Mempersilakan orang untuk menempati sebuah kursi yang masih kosong, merupakan bentuk amal kebaikan. Apalagi jika yang berdiri di dekat kita itu ada seorang wanita, anak-anak, atau orang tua, maka persilakan mereka menduduki kursi kosong itu terlebih dahulu. Ini adalah suatu bentuk kebaikan yang sangat dianjurkan. Rasulullah saw  bersabda, "Barangsiapa kelebihan tempat dalam kendaraan, hendaknya memberikannya kepada orang yang tidak punya kendaraan (diajak serta). Barangsiapa yang punya kelebihan bekal perjalanan, maka hendaknya memberikannya kepada yang tidak punya" (HR. muslim).

Bagaimana? Sederhana bukan? Tetapi yang sederhana itu tidak banyak dilaksanakan. Contoh konkritnya adalah mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberikan sesuatu kepada kita. Hanya sekedar ngomong, tetapi nilainya besar sekali. Disisi manusia, ini merupakan penghormatan, sedang disisi Allah merupakan kemuliaan.

Alangkah rugi orang yang mempunyai umur panjang, tetapi hanya sedikit mampu mengumpulkan kebaikan, meskipun dari jenis yang ringan (yang biasanya dianggap sepele) seperti dalam menjaga hubungan antar sesama. Orang demikian bisa disebut bangkrut.

Suatu kali Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, "Tahukah kamu orang yang bangkrut?". Mereka menjawab, "Orang yang tidak mempunyai uang ataupun harta benda". Nabi kemudian melengkapi penjelasannya, "Pengertian pailit bagi umatku adalah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, zakat, puasa, tapi selalu mencela, menuduh, memakan barang tanpa hak, mencucurkan darah dan memukul. Kelak akan diambil kebaikannya dan diberikan kepada orang yang telah disakiti. Bila masih tidak cukup pahalanya, maka dosa orang yang disakiti akan diambil dan dibebankan kepada mereka".

Selanjutnya Nabi Muhammad saw bersabda, "Orang yang paling berat disiksa pada hari kiamat adalah orang yang memandang ada kebaikannya, padahal sebenarnya tidak ada kebaikan sama sekali" (HR. Ad-Dailami).

---------------------------------------------------

Disadur dari Lembar Jum'at IQRA' Masjid Agung Pangkep Edisi 154/Tahun III-2009

Koleksi Buku Indraganie

"Membahas berbagai kekurangan dalam bangsa ini terutama kaum Muslim, dengan tujuan supaya kita bangsa Indonesia tidak terjebak dengan sikap “semut di seberang laut tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak”. Jangan sampai kita lebih tahu kekurangan orang lain tetapi tidak tahu kekurangan diri sendiri. Bila kita mmapu mencari kekurangan orang lain, maka orang lain pun mampu mencari kekurangan kita. Pepatah bijak “hitung-hitunglah dirimu sebelum dihitung-hitung orang lain” sungguh kena buat kita renungkan.

Perbaikan yang kita inginkan bukan perkara mudah. Apalagi, alam dan manusia Indonesia telah dirusak berlama-lama dan beramai-ramai, jelas pemulihannya juga harus berlama-lama dan beramai-ramai pula. Namun masih lebih baik jika pelan tapi pasti. Pencerahan tidak harus menyenangkan, kemungkinan hal itu ada resiko justru akan melenakan kita. Terkadang perlu juga terapi yang menyakitkan, bukan hanya terhadap penyakit jasmani namun juga penyakit ruhani. Kerusakan yang ada di Indonesia jelas didominasi oleh kerusakan atau penyakit ruhani."

Begitulah sepenggal kalimat yang merupakan makna dari buku-buku Indraganie. Tulisan-tulisan beliau berusaha menyadarkan kaum muslim di Indonesia agar tidak terlena dengan kenikmatan 'semu' duniawi, tapi harus bangkit berdiri dalam mengejar ketertinggalan dengan bangsa lain dengan jalan menyembuhkan penyakit rohani yang sepertinya sudah terlihat 'kronis' yang menimpa bangsa kita. Terkadang memang tidak kita sadari bahwa justru orang non muslim di negara maju terlihat berprilaku seperti yang seharusnya orang muslim lakukan. Itu tentu merupakan 'tamparan keras' bagi kita. Contoh kecil saja, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling korup di dunia serta salah satu negara yang paling banyak membuat kerusakan lingkungan di negerinya sendiri.

Untuk itulah, Indraganie berusaha agar kita umat muslim Indonesia dapat jadi umat muslim yang sebenar-benarnya sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadits. Jangan sampai Allah swt terus-terusan menyindir kita seperti ini:

clip_image002

Artinya :

103. Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" 104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (QS. Al-Kahfi [18] ayat 103 dan 104)

--------------------------------------------------------------------------

Bagi yang berminat memiliki koleksi buku Indraganie, silakan download DISINI.

Kumpulan Opini Abu Bakar Ba'asyir

Siapa yang tak kenal ustadz yang satu ini (KH. Abu Bakar Ba'asyir)? Yah, dialah ulama yang paling dibenci oleh Amerika Serikat sehingga dicap sebagai teroris oleh negara adidaya itu. Yang menjadi pertanyaan, mengapa AS dan banyak dari orang-orang non muslim begitu sangat antipati terhadap beliau?

Jujur, saya tidak tahu jawabannya! Namun, dari dakwah-dakwah yang beliau sampaikan memang kerapkali mengkritik pedas perlakuan orang-orang non muslim terhadap kaum muslimin, utamanya di AS, Inggris, dan Israel.

Saya pikir apa yang beliau sampaikan tersebut ada benarnya dan patut dijadikan bahan renungan kita bersama. Dengan alasan ini, saya kira tidak ada salahnya jika kumpulan hasil pemikiran beliau yang juga banyak tertuang di situs www.baasyircenter.com, saya sajikan disini. Untuk itu, bagi yang berminat membacanya, silakan download DISINI.

Kumpulan Artikel Aris Hardinanto

Mirip dengan tulisan Adian Husaini, Aris Hardinanto lewat blognya (http://arishardi.blogspot.com) berusaha menangkis berbagai mis persepsi tentang Islam yang banyak dilakukan oleh para misionaris Kristen serta segelintir orang yang mengaku dirinya adalah muslim.

Walaupun ada beberapa hal dari tulisan beliau yang saya kurang sepakat, namun dari tulisan-tulisan beliau pula kita diajarkan untuk tidak mudah terjebak dan termakan dengan berbagai retorika dan logika 'kotor' orang-orang yang berusaha mendiskreditkan Islam dengan berbagai cara.

Bagi Anda yang tertarik ingin membaca tulisan-tulisan Aris Hardinanto, silakan klik DISINI untuk mendapatkan kumpulan artikelnya.  

Kumpulan Tulisan Adian Husaini

Adian Husaini adalah seorang cendekiawan muslim yang banyak menulis artikel di berbagai media, seperti pada Harian Republika dan Majalah Hidayatullah. Tulisan-tulisannya sering dinantikan para penggemarnya di media-media tersebut.

Dari tulisan-tulisan beliau yang pernah saya baca, memang sarat akan makna untuk dijadikan bahan kajian dan renungan dalam memahami Islam yang sebenarnya. Tulisan-tulisan beliau mampu mendorong kita untuk belajar memahami isi Al-Qur'an dan hadits dengan lebih seksama, agar kita dapat mewaspadai orang-orang yang berusaha mendiskreditkan Islam dengan berbagai cara, sehingga kita tidak mudah termakan dengan logika dan retorika 'licik' mereka.

Untuk itu, bagi Anda yang tertarik membaca artikel-artikel Adian Husaini, silakan download kumpulan tulisan beliau DISINI.