8. Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.
Rabu, 28 Desember 2011
Renungan Akhir Zaman (1)
8. Dan tidaklah Kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.
Sabtu, 24 Desember 2011
Makna Natal Dirusak Provokator!
Sabtu, 17 Desember 2011
Tak Ada Jalan Lain Kecuali Menerapkan Sistem Syariah!
Lima negara Eropa yang disingkat PIIGS (Portugal, Italy, Ireland, Greece, Spain) saat ini menjadi sorotan utama karena merupakan negara dengan rasio hutang tertinggi dan dikhawatirkan dapat menciptakan efek domino negatif terhadap keseimbangan ekonomi global jika masalah tidak cepat diatasi.
Negara PIIGS menunjukan bahwa nilai CDS (Credit Default Swap) kelima negara tersebut terus naik lebih tinggi melebihi nilai ketika terjadi krisis global tahun 2008. Dapat disimpulkan surat utang pemerintah dari kelima negara ini dipandang memiliki risiko gagal bayar yang semakin meningkat.
Badan keuangan internasional serta pemegang obligasi melayangkan tuntutan agar negara bersangkutan melakukan pemangkasan anggaran. Menurut saya, ini hanyalah solusi jangka pendek dan tidak menyentuh substansi permasalahan.
Dalam tulisan saya sebelumnya (Sistem Kapitalisme Berada di Ujung Tanduk), telah membuktikan bahwa sistem kapitalisme yang menjadi pegangan system perekonomian dunia saat ini, benar-benar sudah tidak dapat diandalkan. Menurut saya, ada 3 alasan utama mengapa sistem kapitalisme mengalami kehancuran:
1. Sistem Kapitalime mendasarkan kepada sistem bunga untuk mengambil keuntungan;
2. Menggunakan kertas sebagai mata uang dan alat tukar;
3. Uang dijadikan komoditi untuk diperjualbelikan.
Lantas, bagaimana cara seharusnya untuk mengatasi masalah perekonomian dunia tsb? Satu-satunya cara adalah dengan menerapkan Sistem Ekonomi Islam (SEI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem Syariah.
Mengapa bisa demikian?
Karena SEI adalah satu-satunya sistem yang:
1. Melarang dengan tegas adanya sistem ribawi.
2. Menyiratkan emas/dinar serta perak/dirham sebagai mata uang dan nilai ukur.
3. Melarang dengan tegas permainan judi dan spekulasi (mengundi nasib).
4. Menyuruh dengan tegas agar umat menunaikan zakat dan sering bersedekah.
5. Menekankan perlunya ketahanan ekonomi.
6. Menekankan kejujuran dan keadilan dalam berbisnis.
7. Menekankan etika dalam berniaga.
Untuk lebih jelasnya mengenai ini, silakan download e-book berjudul “Tinggalkan Kapitalisme! Segera Beralih ke Sistem Syariah!”.
Sumber:
*) http://galerisaham.com
*) http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/10/03/sistem-kapitalisme-berada-di-ujung-tanduk/
*) http://aboutagama.blogspot.com/2011/11/tinggalkan-kapitalisme-segera-beralih.html
Injil Yudas
Dalam film besutan National Geographic tentang Injil Yudas diceritakan tentang sejarah penemuan Injil Yudas yang sangat berliku dan rumit. Setelah manuskrip Injil Yudas dibawa ke Fakultas Fisika Universitas Arizona untuk diteliti keotentikannya, Dr. Jull mengatakan: “Radio carbon dating daun papyrus yang diambil dari Injil Yudas memastikan Injil tsb berasal dari abad ke-3 sampai ke-4. Informasi ini mendukung keotentikan Injil Yudas tsb.” Radio Carbon Dating untuk pertama kalinya membuktikan bahwa dokumen tsb dibuat tahun 280. Berarti Injil Yudas adalah tulisan otentik dari dunia kuno. Bukan dokumen palsu.
Inilah film besutan National Geographic tentang Injil Yudas
Tetapi sayang, setelah memastikan bahwa Injil Yudas yang ada ditangan mereka adalah dokumen asli, para ahli dalam film tsb tidak menjelaskan secara detail apa kandungan isi dari Injil Yudas tsb!.
Namun rasa penasaran saya tsb akhirnya terjawab dalam 2 buku terbitan Gramedia berjudul “The Gospel of Judas” dan “The Lost Gospel”. Pada sampul buku tsb dikatakan:
“Yudas Iskariot... sebuah nama yang kontroversial! Selama berabad-abad dia dibenci dan dicaci sebagai pengkhianat Yesus Kristus, sahabat dekat yang mengkhianati Sang Guru demi 30 keping perak. Seorang Bapa Gereja yang amat berpengaruh, St. Irenaeus dari Lyon mencap Injil Yudas sebagai bid’ah. Sejak itu, sebagai ajaran yang disingkirkan. Injil Yudas lenyap dari peredaran, sampai tahun 1970-an, ketika beberapa fellahin dari Mesir Tengah menemukan salinan Injil itu di Al Minya. Lebih dari 25 tahun naskah kuno itu beredar di pasar gelap barang antik sebagai barang dagangan dalam kondisi yang terus memburuk, sampai lembar-lembar papirusnya robek-robek dan rontok, sebagian menjadi fragmen kecil dalam ukuran milimeter. Baru pada tahun 2001 akhirnya naskah itu sampai di tangan tim ahli yang berhasil merestorasi dan mengartikan pesan yang terkandung di dalamnya.
Aslinya dalam bahasa Yunani, Injil Yudas sampai pada kita dalam terjemahan Kopt, dan kini sampai ke tangan Anda, dilengkapi dengan pengantar ahli, serta empat komentar dari ahli-ahli yang kompeten, yang menjelaskan sejarahnya yang amat memikat, dalam konteks Gereja Perdana.
Inilah Injil yang tak pernah terlihat lagi sejak awal masa kekeristenan, dan bahkan hanya sedikit ahli yang berpikir bahwa kitab itu benar-benar ada. Sungguh menggemparkan, karena naskah kuno ini berkisah dari perspektif Yudas Iskariot, yang selama ini dicap sebagai pengkhianat terbesar dalam sejarah.
Dalam interpretasi yang amat radikal ini, Yesus justru menyuruh Yudas untuk mengkhianati dirinya. Berlawanan dengan pemaparan yang terdapat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, disini Yudas ditampilkan sebagai teladan murid Yesus. Dialah satu-satunya murid yang memahami jati diri Yesus sesungguhnya.”
Pada hal. 118 buku The Gospel of Judas mengatakan:
“Sebagaimana dikatakan Yesus, Jiwa setiap generasi manusia akan mati. Kendati demikian, bila orang-orang ini [maksudnya adalah mereka yang menjadi bagian dari alam keabadian diatas] telah menggenapi waktu kerajaan, dan roh mereka meninggalkan mereka, tubuh mereka akan mati, tetapi jiwa mereka akan hidup, dan mereka akan diangkat keatas.”
Diangkat keatas? Mungkinkah kalimat ini memiliki makna yang sama dengan ayat Qur’an berikut:
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat `Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. {QS. 4:158}
Hmm... wallahu ‘alam, hanya Allah yang tahu!
Lanjut ke hal. 120 buku tsb mengatakan:
“Salah satu ciri yang paling mencolok dari Injil Yudas adalah pengulangan berkali-kali bahwa kedua belas murid Yesus tidak pernah memahami kebenaran, berada di luar lingkaran dari mereka yang diselamatkan, dan menganiaya Yudas. Mereka menganiaya Yudas, tanpa menyadari bahwa hanya Yudas yang mengenal siapa Yesus sebenarnya, dan mengetahui rahasia yang telah disingkapkan oleh Yesus. Sebagaimana telah kita lihat, itu terjadi karena mereka sama sekali tidak mengerti kebenaran itu, sehingga mereka merajam Yudas dalam suatu penglihatan. Yudas mereka singkirkan dan dengan demikian tidak termasuk “kelompok dua belas”, yang karenanya Yesus menyebut Yudas “yang ketiga belas”. Karena itu, tiga belas merupakan angka keberuntungan.”
Lebih jauh The Gospel of Judas mengatakan:
“Yesus mengatakan kepada mereka, Orang-orang yang telah kalian (kedua belas murid Yesus) saksikan sedang melakukan upacara di altar itu sesungguhnya adalah kalian sendiri. Itulah sesembahan kalian (saya sendiri [Yesus]), dan kalian adalah kedua belas pria yang telah kalian lihat itu. Hewan kurban yang telah kalian saksikan dibawa untuk dikurbankan itu adalah gerombolan orang banyak yang telah kalian sesatkan.”
Dalam kalimat Injil Yudas diatas nampak jelas bahwa Yesus murka terhadap tindakan kedua belas muridnya yang banyak menyesatkan orang karena telah mempertuhankan dirinya. Hal ini sebenarnya berkesesuaian dengan pernyataan dalam Injil Matius 7:21-23 dan Matius 23:9; dimana dalam ayat-ayat tsb Yesus menolak dirinya untuk dipertuhankan bahkan melaknat orang yang mempertuhankannya dengan mengatai orang tersebut sebagai pembuat kejahatan. Hal tsb juga sejalan dengan pernyataan dalam Qur’an Surah Al-Maaidah [5] : 116-117; Al-Maaidah [5] : 72-73; At-Taubah [9] : 30-31; dan Maryam [19] : 88-92.
Namun isi Injil Yudas yang paling menggugah bagi saya adalah apa yang dipandang oleh Bart Ehrman sebagai kata-kata kunci di seluruh Injil Yudas, yaitu ketika Yesus berkata:
“Tetapi engkau (Yudas) akan lebih besar daripada mereka semua; karena engkau akan mengorbankan wujud manusia yang meragai diriku.”
Mengorbankan wujud manusia yang meragai diriku? Apa maksudnya?
Saya pribadi menafsirkan bahwa maksud dari kalimat tsb adalah bahwa Yudas mengorbankan dirinya untuk dipaku di tiang salib! Jadi bukan Yesus yang disalib, tetapi Yudas!! Lho, bagaimana bisa? Bagaimana caranya? Khan wujud mereka berbeda?
Jawabannya: Berkat Kuasa Allah, Wujud Yudas Diserupakan Dengan Wujud Yesus!!!
Firman Allah:
“dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa”.” {QS. 4:157}
Sumber:
*) Video The Gospel of Judas by National Geographic.
*) Injil Yudas dari Kodeks Tchacos, Edited by: Radolphe Kasser, Marvin Meyer, Gregor Wurst, Alih bahasa: Wandi S. Brata, 2006, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
*) The Lost Gospel by Herbert Krosney, Alih bahasa: Aris Prawira dan Wandi S. Brata, 2006, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Baca juga: “Menguak Kebenaran Injil Barnabas”