Sabtu, 13 Februari 2010

Pandangan Islam Terhadap Hari 'Valentine'

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya; menyemarakkan suasana valentine setiap tahunnya.

Di hari-hari ini, sesekali pergilah ke mall atau supermarket besar yang ada di kota Anda. Lihatlah interior mall atau supermarket tersebut (dapat pula dilihat pada gambar dibawah). Anda pasti menjumpai interiornya dipenuhi pernak-pernik apakah itu berbentuk pita, bantal berbentuk hati, boneka beruang, atau rangkaian bunga yang didominasi dua warna: pink dan biru muda. Dan Anda pasti mafhum, sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan Hari Kasih Sayang atau yang lebih tenar distilahkan dengan Valentine Day.

Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu tidak lain dari upaya para pengusaha yang bergerak di bidang percetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu. Mereka sengaja, lewat kekuatan promosi dan marketingnya, meniup-niupkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang amat sangat besar. Inilah apa yang sering disebut oleh para sosiolog sebagai industrialisasi agama, di mana perayaan agama oleh kapitalis dibelokkan menjadi perayaan bisnis.

 Val-03 Val-04 Val-05 Val-06  Val-10 Val-11

Val-12 Val-13 Val-14 Val-15

Momentum Valentine Day ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih.

Valentine Day memang berasal dari tradisi Kristen Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali negeri-negeri Islam besar seperti Indonesia. Sayangnya, tidak semua anak-anak remaja memahami dengan baik esensi dari Valentine Day. Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.

Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine Day sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik.

Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?(Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Disitu dikatakan ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.

Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia link, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.

Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa.

Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu.

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata.

Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur.

Valentine’s Day menurut literatur ilmiah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani. Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal dari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.

The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno.

Katakanlah: “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

clip_image001
Nampak pada gambar diatas bahwa Virus Pink Valentine's day bahkan sudah menjadi epidemik di negara-negara Islam Arab!!!

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.

Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.
Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid (bayi bersayap dengan panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.
2i06rn9

Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.

Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik!!!

Semangat valentine adalah Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan 'make love' yang artinya bercinta, seharusnya sekedar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.

Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?

Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.

Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja. Dalam Islam, perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isra’: 32)

Val-01     Val-08 Val-16 Val-17 Val-18 Val-19 Val-20 Val-21 Val-22Val-24

image Val-09
Dari gambar-gambar diatas nampak terlihat bahwa Hari Valentine ternyata sudah sangat melekat di Indonesia!!

Survey Membuktikan!!!

Ketika Al-Islah mengadakan survey via telepon terhadap beberapa masyarakat kota, ada seorang koresponden yang pernah berada di luar negeri memberikan pandangannya bahwa Valentine telah menjadi media Barat untuk memasarkan produknya. Merebaknya Valentine di kalangan muda-mudi, menjadikan mereka ramah dan permisif terhadap produk-produk Barat, antara lain fashion, kafe, hotel, film, seks pranikah, dan lain sebagainya.

Valentine diupayakan oleh banyak pelaku bisnis untuk menjadikan seseorang merasa tidak ketinggalan zaman, gaul, fashionable dan segudang simbol peradaban Barat lainnya. Salah satu faktor besarnya daya jual produk-produk Barat adalah terbangunnya opini tersebut dikalangan muda-mudi. Contoh, orang ingin mengganti Hp-nya dengan HP baru hanya dengan satu alasan saja yaitu ‘model baru lebih trendy atau fashionable, yang lama telah ketinggalan jaman dan memalukan’. Opini seperti inilah yang ingin dibangun barat melaui acara-acara Valentine.

Dari wawancara dengan beberapa koresponden yang ada di wilayah pinggiran kota via telepone ketika diajukan pertanyaan: "Apakah Valentine itu ?", didapatkan hasil rata-rata para koresponden dari kalangan remaja memberikan jawaban bahwa Valentine adalah hari kasih sayang walaupun sebagian besar dari mereka tidak mengetahui sejarah Valentine. Dan ketika mereka ditanya: "Apakah ingin merayakan Valentine?", sebagian besar menjawab ya dan ingin merayakan bersama sang kekasih, sebagian yang lainnya menjawab tidak perlu dengan alasan kasih sayang itu bukan hanya satu hari itu saja tetapi sepanjang tahun, dan ada juga yang memberikan alasan karena Valentine adalah budaya Barat yang memiliki efek negatif dan merusak. Yang cukup mengejutkan ada seorang anak SD yang tahu tentang hari Valentine dan ingin merayakan dengan memberi hadiah kepada teman spesial.

Dan dari wawancara dengan korespeonden yang sudah berumah tangga dengan kisaran umur antara 30 tahun hingga 50 tahun memberikan hasil bahwa ketika mereka dalam usia remaja mereka sebagian besar tidak tahu tentang Valentine walaupun pernah mendengar kata Valentine, sebagian kecil mengatakan ketika masih remaja mereka telah tahu tentang Valentine tetapi tidak pernah merayakannya. Dan ketika diberi pertanyaan lanjutan apakah akan memberikan izin kepada anaknya untuk merayakan Valentine, sebagian besar menjawab tidak masalah asal tidak kebablasan, dan sebagian yang lain mengizinkan tetapi dengan memberikan pengarahan dan sebagian yang lainnya lagi akan melarang karena mengetahui bahwa Valentine adalah budaya Barat dan bertentangan dengan agama Islam.

Dari wawancara tersebut dapat diperoleh gambaran tentang opini dan sikap masyarakat mengenai Valentine –walaupun kurang akurat-:
Pertama, kalangan muda-mudi hampir 100% telah mengenal Valentine padahal para orang-tua mereka hampir 100% tidak mengenal Valentine pada masa remajanya berarti Valentine telah berkembang pesat dalam satu generasi.
Kedua, hanya sebagian kecil remaja yang menentang Valentine dan hampir 100% yang tidak mengetahui tentang sejarah Valentine.
Dan sekarang mari kita tinjau pandangan Islam tentang Valentine dan bagaimana semestinya umat Islam harus bersikap.

PANDANGAN ISLAM TENTANG VALENTINE

Dari uraian sejarah Valentine dan hubungannya dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan :

1. Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.

2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan ( dewi cinta).

3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.

4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.

Dari keempat jatidiri Valentine tersebut, tidak satupun yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, alasannya :

Pertama
Ia merupakan hari raya BID'AH yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.

Kedua, Valentine merupakan ritual keagamaan yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen, bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim, mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan Kristen, Allah  telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen.

Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim

Ketiga, Valentine untuk memperingati/memuja Dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS An-Nisaa' 116)

Keempat, Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.

Kelima, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengikuti Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang juga mengikutkan budaya yang lainnya, seperti pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain.
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad

Keenam, Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.

Ketujuh, Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.

Kedelapan, Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi :
“…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan impor dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.

Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan (memuja-muja) Valentine Day? Sudah semestinya kita menyadari sejak dini (saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita iri hati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas nikmat kasih sayang di dalam Islam jauh lebih luas dari semua itu.

Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. (QS. Al-An'aam 12)

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (QS. Al-Kautsar ayat 1)

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl 18)

Patut pula disimak perkataan peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya: "- "VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam di Spanyol. Paderi ini mengumumkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' karena pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Spanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Dapat Mengambil Pelajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini padahal hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam di Spanyol?.. Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisi dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa."

Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.

Itulah jatidiri Valentine dan kedudukannya terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya ikut acara Valentine, atau karena pernah melihat propaganda Valentine di majalah-majalah, tv, film dan lain sebagainya. Terhadap sikap para muda-mudi yang mengikut saja terhadap apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah memberikan peringatan :
Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. QS. 17:36

Padahal para muda-mudi gaul sering berkata untuk memberi kesan/nilai negatif kepada temannya dengan perkataan ‘sok tahu lu’ ternyata mereka sendiri terhadap Valentine juga sok tahu. Wallahu a’lam.

IKUT MENGAKUI YESUS SEBAGAI TUHAN

Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak diantaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan oleh mereka. "Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja", demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu?

Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui Yesus sebagai Anak Tuhan dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasannya.

Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa Yesus sebagai Anak Tuhan dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS 4:116)

Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, Selamat hari raya! dan sejenisnya. Bagi yang mengucap-kannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai daripada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.

MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)

Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah 145)
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita termasuk orang-orang yang diberi balasan nikmat luar biasa, yaitu SURGA!!!

001. Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, 002. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur'an), 003. di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. 004. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. 005. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.006. Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. 007. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. 008. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Bayyinah 1-8)

Di dalam surga, Allah telah menggabungkan dua kenikmatan sekaligus bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu nikmat yang dapat dirasakan (kepuasan lahir) dan nikmat maknawi (kepuasan batin). Dari keduanya, Allah menyediakan kenikmatan yang belum pernah dilihat, didengar, dan belum pernah terbersit di dalam hati. (Hadits Shahih)

Sabtu, 06 Februari 2010

Benarkah Yesus Tuhan?

Debat Kontemporer Ahmed Deedat vs DR. Anis Shorosh

Figur Yesus (Tuhan?) sebagai dogma ajaran Kristen, memang telah menuai kontroversinya semenjak abad pertama masehi. Kontroversi ini tidak saja berputar di kalangan agama kristen itu sendiri, akan tetapi telah meluas pada agama lain.

Yesus diakui oleh iman Kristiani sebagai Tuhan yang berkarya dalam diri manusia. Namun, hal ini dilatari hanya dengan melihat beberapa ayat dalam Bible (Injil) yang disangka merupakan pengakuan Yesus sebagai tuhan (Yohanes 14: 9) dan anak tuhan (Lukas 1:35).

Ironinya, dalam 66 (enam puluh enam) kitab yang terdapat di dalam Bible Kristen Protestan, atau di dalam 73 (tujuh puluh tiga) kitab yang terdapat di dalam Bible Katolik, tidak disebutkan sekalipun kalimat yang menyatakan, tentang Yesus sendiri "Sesungguhnya Aku adalah Tuhan, atau sembahlah Aku” Pasalnya, keyakinan semacam ini jika dikomunikasikan dengan ajaran lain, terutama Islam, seringkali terjadi benturan keimanan. Apakah Yesus itu Tuhan? ataukah dia hanya seorang Nabi?

Tepatnya pada tahun 1985, di Auditorium Royal Albert Hal London-Inggris, terjadi perdebatan mutakhir mengenai ketuhanan Yesus yang dilakukan oleh dua tokoh besar Dr. Anis Shorosh (Penginjil Amerika) dan Ahmed Deedat (Islam dan Kristolog).

Dalam orasinya Dr. Anis Shorosh mengemukakan argumentasi tentang hakikat ketuhanan Yesus berdasarkan sifat yang ada dalam diri Yesus. Namun, di sisi lain Ahmeed Deedat pun menampilkan sisi kemanusian Yesus yang bersumber dari Bible yang sarat dengan nilai-nilai rasional.

PERDEBATAN KONTEMPORER ini telah banyak dipublikasikan dalam bentuk kaset video dan berhasil menarik minat kaum Muslimin dan Kristen di dunia. Dan saat ini hadir di Indonesia dalam bentuk buku dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Debat publik inipun mampu merangkum analisa yang sarat nilai ilmiah berdasarkan kitab suci dan dapat menjadi rujukan dalam membangun argumentasi keimanan masing-masing ummat.

--------------------------------------------------------------

Bagi yang berminat memiliki ebook-nya, silakan download DISINI.

sumber : www.pakdenono.com

Sosok Isa Dalam Sorotan Ulama

Oleh : Syaikh Abdullah bin AFdurrahman Al Jibrin

Kata Pengantar Penulis

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan agama Islam sempurna sebagai agama kita, yang telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita, yang telah meridhoi agama Islam sebagai agama kita, yang telah menjadikan agama Islam sebagai agama terakhir, dan telah mengutus Muhammad saw. kepada seluruh umat manusia. Puji dan Syukur kepada Allah yang telah memberikan kita petunjuk kepada agama Islam. Aku bersaksi tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah yang Esa tiada satupun sekutu baginya. Aku bersaksi Muhammad adalah hamba dan rasulullah. Aku bersaksi Muhammad telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan menasehati ummah. Allah swt, serta sekalian malaikat dan segenap makhluk bershalawat kepadanya, dan ia telah berdakwah dan memperkenalkan Islam. Semoga kesejahteraan yang tak terhingga senantiasa menyertainya. Amma ba'du.

Saudara Ali bin Abdullah A1 Ammari pernah mengangkat beberapa pertanyaan yang tertuju kepada saya seputar AI Masih Isa bin Maryam as. yang terfokus kepada perkara akidah kaum muslimin tentang Isa, tentang teks-teks keagamaan yang mengabarkan kedatangan nabi Isa pada akhir zaman, tentang masalah turunnya, bagaimana pendapat ahli kitab, dan bagaimana menangkis syubhat-syubhat yang mereka lontarkan. A!hamdulillah, saya telah menulis mengenai masalah-masalah di atas dengan memberikan jawaban-jawaban ringan dan sederhana, sesuai dengan kemampuan saya, tanpa terlebih dahulu saya membaca buku-buku klasik dan moderen apalagi buku-buku umat Nasrani. Saya hanya berpegang kepada pengetahuan yang saya miliki, dan menurut saya, pengetahuan yang seperti inilah yang mudah untuk dipahami, begitu juga intisari yang dipahami dari Kitab Suci dan hadits-hadits shahih.

Saya bersyukur, ternyata Allah memudahkan bagi saya menyelesaikan pekerjaan ini dengan penuh ketekunan, yaitu kerja kercs yang disertai dengan kemampuan yang tak seberapa, namun di sana harus ada jawaban, demi kebutuhan prioritas, dan dikarenakan meraja-lelanya syubhat-syubhat yang terkadang dapat merusak akidah orang-orang awam yang miskin pengetahuan, dengan harapan setiap muslim dapat berpandangan tajam terhadap agamanya, dan agar mereka ahli kitab yang berpandangan objektif mengerti di mana letak kekeliruan mereka dan di mana pula letak kesalahan akidah mereka. Orang yang melawan kebenaran pasti akan merasakan kekalahan dan kehancuran sementara orang yang menegakkan kebenaran akan mendapatkan kemenangar. Dan kebahagiaan.

----------------------------------------------------------

Untuk selengkapnya, silakan download ebook-nya DISINI.

sumber : http://islam-download.net

Kisah Singkat Para Nabi

E-book ini bercerita tentang riwayat singkat para nabi utusan Tuhan Yang Maha Agung, Allah swt. Nabi-nabi tersebut yaitu :

NABI ADAM A.S., NABI IDRIS A.S., NABI NUH A.S., NABI HUD A.S., NABI SALEH A.S., NABI IBRAHIM A.S., NABI ISMAIL A.S., NABI ISHAQ A.S., NABI LUTH A.S., NABI YA'QUB A.S., NABI YUSUF A.S., NABI SYUAIB A.S., NABI MUSA A.S., NABI DAUD A.S., NABI SULAIMAN A.S., NABI AYYUB A.S., NABI YUNUS A.S., NABI ZAKARIA A.S., serta NABI YAHYA A.S.

Dari kisah singkat para nabi itu, dapatlah kita ambil banyak hikmah untuk dijadikan bahan pelajaran  dalam mengarungi beban hidup yang penuh cobaan dan godaan ini. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bertaqwa dan berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta Raya Beserta Isinya, Tuhan Yang Maha Kuasa, ALLAH SWT!!!.

------------------------------------------------------------

Bagi yang berminat memiliki ebook-nya, silakan download langsung DISINI.

sumber : http://islam-download.net

Sehari di Kediaman Rasulullah

Oleh : Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim

Mukaddimah
Segala puji hanyalah bagi Allah Subhannahu wa Ta'ala semata, Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa hidayah dan dien yang haq. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin para rasul, yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam. Wa ba’du;
Mayoritas kaum muslimin pada hari ini terjebak di antara dua sikap yang kontradiktif terhadap Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Ada yang bersikap berlebih-lebihan terhadap Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, hingga terseret ke dalam perbuatan syirik, seperti memohon kepada beliau atau beristighatsah kepadanya. Dan ada pula yang memandang remeh kedudukan beliau selaku utusan Allah Subhannahu wa Ta'ala , pada akhirnya ia berani melang-gar petunjuk beliau, tidak meneladani sirah (peri kehidupan) beliau, dan tidak pula menjadikannya sebagai pelita kehidupan dan rambu perjalanan.
Lembaran-lembaran yang terbilang sedikit ini -yang hadir di hadapan pembaca- adalah salah satu upaya memperkenalkan biografi dan seluk beluk kehidupan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dengan metode yang ringkas dan praktis. Apa yang kami sajikan ini belumlah dapat dikatakan memadai untuk itu, sebab kami hanya menampilkan beberapa petikan mengenai karakteristik Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kami juga menyinggung beberapa permasalahan yang sering terluput dalam kehidupan kaum muslimin sehari-hari. Kami cukup mencantumkan dua atau tiga hadits saja untuk tiap-tiap karakteristik.
Kehidupan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam adalah kehidupan yang penuh teladan bagi umat, acuan dakwah sekaligus sebagai pedoman hidup. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam adalah teladan dalam ketaatan, dalam beribadah dan berakhlak yang mulia. Teladan dalam bermuamalah yang baik dan dalam menjaga kehormatan dan kemuliaan. Cukuplah pujian Allah Subhannahu wa Ta'ala atas beliau sebagai buktinya, Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam: 4)
Ahlus Sunnah wal Jamaah menempatkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pada kedudukan yang diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala kepada beliau, yaitu sebagai hamba Allah dan Rasul-Nya. Ahlus Sunnah wal Jamaah tidaklah berlebih-lebihan dalam menyanjung Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Kedudukan yang telah diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala sudah cukup untuk menunjukkan ketinggian derajat beliau. Kita, sebagai Ahlus Sunnah, wajib berjalan di atas prinsip tersebut, kita tidak boleh mengada-adakan perbuatan bid’ah, seperti mengadakan peringatan maulid Nabi Shalallaahu alaihi wasalam serta perayaan-perayaan sejenisnya. Namun manifestasi cinta kita kepada beliau ialah dengan mentaati perintah beliau, menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan dibencinya.
Dalam sebuah syair dituturkan:

Yang harus kita maklumi,
beliau hanyalah seorang manusia biasa.
Di samping beliau adalah hamba Allah yang terbaik.
Allah mengistimewakan beliau dengan stempel putih kenabian.
Bagaikan cahaya yang terang bersinar.
Allah menyertakan nama beliau dengan asma-Nya.
Saat muadzin mengumandangkan adzan lima kali sehari semalam dengan bersyahadat.
Hingga nama beliau dipetik dari nama-Nya sebagai penghormatan.
Allah Subhannahu wa Ta'ala pemilik ‘Arsy adalah Yang Maha Terpuji,
Sementara beliau adalah yang terpuji.

Meskipun kita tidak sempat menyaksikan beliau Shalallaahu alaihi wasalam secara langsung di dunia, karena terpisah ruang dan waktu, namun kita tidak akan bosan memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kita termasuk orang-orang yang disebutkan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam sabdanya: 

“Betapa ingin aku bertemu dengan saudara-saudaraku!” Para sahabat Shalallaahu alaihi wasalam berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini saudara-saudaramu?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab, “Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku adalah generasi yang belum lagi muncul.” “Wahai Rasulullah, bagaimanakah engkau dapat mengenali suatu generasi dari umatmu yang belum lagi muncul?” tanya sahabat. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam menjawab, “Bagaimanakah menurutmu, bila seseorang memiliki seekor kuda yang putih kepala dan kakinya di antara kuda-kuda yang hitam legam, bukankah dia dapat mengenali kudanya?” “Tentu saja wahai Rasulullah!” jawab mereka. “Sungguh, mereka akan datang dengan warna putih bercahaya pada wajah dan tubuh mereka disebabkan air wudhu’. Dan akulah yang akan mendahului mereka tiba di telaga (Al-Kautsar)!” jawab beliau.” (HR. Muslim)
Saya memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga kita semua tergolong orang-orang yang mengikuti jejak beliau Shalallaahu alaihi wasalam dan meneladani kehidupan beliau serta menapaki sunnah-nya. Saya juga memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga Dia Shalallaahu alaihi wasalam mengumpulkan kita bersama beliau di Surga ‘Aden. Dan semoga Allah Subhannahu wa Ta' ala memberikan pahala yang sempurna bagi beliau Shalallaahu alaihi wasalam sebagai balasan atas seluruh yang telah beliau persembahkan. Shalawat dan salam semoga tercurah atas beliau, segenap keluarga serta sahabat.

-------------------------------------------------------

Untuk selengkapnya, silakan download DISINI.

sumber : http://islam-download.net

Sejarah Hidup Muhammad

Oleh : Muhammad Husain Haekal

KATA PERKENALAN
Oleh almarhum Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi
(Rektor Magnificus Universitas Al-Azhar)

SEJAK manusia berada di permukaan bumi ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat di sekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alam itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula dan keangkuhannyapun makin berkurang.
Demikianlah, Nabi yang membawa Islam itupun sama pula dengan alam itu. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi, para ulama berusaha mencari segi-segi kemanusiaan yang besar daripadanya, mencari nilai-nilai Asma Allah dalam pemikirannya, dalam akhlaknya, dalam ilmunya. Dan kalaupun mereka mampu mencapai pengetahuan itu seperlunya, namun sampai kini pengetahuan yang sempurna belum juga mereka capai. Perjuangan yang mereka hadapi masih panjang, jaraknya masih jauh, jalannyapun tak berkesudahan.
Kenabian adalah anugerah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Akan tetapi ilmu dan kebijaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui di mana risalah-Nya itu akan ditempatkan. Muhammad s.a.w. sudah disiapkan membawa risalah (misi) itu ke seluruh dunia, bagi si putih dan si hitam, bagi si lemah dan si kuat. Ia disiapkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengan itu menjadi penutup para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanti langit akan terbelah, bintang-bintang akan runtuh dan bumi inipun akan berganti dengan bumi dan angkasa lain.
Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanat wahyu itu, adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tak ada pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanat, dan itu harus disampaikan, sesudah mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanat demikian itu sudah menjadi konsekwensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka. Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka segera mendapat teguran.
Muhammad s.a.w. telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan amanat itu, dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan risalah atau dalam cara, mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya, menurut kemampuan akalnya, pengetahuannya dan kecerdasannya, sebagaimana biasa dilakukan oleh kaum cerdik-pandai lainnya. Kemudian datang wahyu memberikan penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu yang mengenai Zat Tuhan, ke-EsaanNya, Sifat-sifatNya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata-cara kemasyarakatan, dalam keluarga, tentang desa dan kota, tentang negara, baik yang berdiri sendiri atau yang terikat oleh negara-negara lain.
Di samping itu masih banyak sekali bidang lain yang harus diselidiki sehubungan dengan kebesaran Nabi s.a.w. sebelum datangnya wahyu. Juga tidak kurang kebesaran itu yang harus diselidiki sesudah datangnya wahyu. Ia menjadi utusan Tuhan dan mengajak orang kepadaNya. Ia melindungi ajakannya (dakwah) itu serta membela kebebasan para penganjurnya. Ia menjadi pemimpin umat Islam, menjadi panglima perangnya; ia menjadi mufti, menjadi hakim dan organisator seluruh jaringan komunikasi dalam hubungan sesamanya dan antar-bangsa. Dalam segala hal ia dapat menegakkan keadilan. Ia mempersatukan bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok itu, sesuai dengan yang dapat diterima akal sehat. Ia telah memperlihatkan kemampuannya berpikir, ketenangannya serta pandangannya yang jauh. Ia dapat memperlihatkan kecerdasannya serta kemampuannya berpikir cepat dan tepat dengan keteguhan hati terhadap setiap kata dan perbuatan. Ia telah menjadi sumber ilmu dan pengetahuan. Ia menjadi lambang kefasihan, yang menyebabkan para ahli dalam bidang itu harus takluk dan menundukkan kepala, mengakui kebesaran dan kedahsyatannya. Akhirnya ia melepaskan dunia fana ini dengan rela hati atas pekerjaannya, yang juga sudah mendapat kerelaan Allah dan kaum Muslimin pula.
Semua segi itu perlu sekali dijadikan bahan studi dan perlu mendapat pengamatan yang lebih teliti. Supaya semua segi itu dapat dilaksanakan dengan baik, tentu tidak dapat dilakukan oleh hanya seorang saja. Bahkan satu segi sajapun takkan dapat dicapai.
Sebagaimana terhadap sejarah hidup orang-orang besar umumnya, orang biasanya suka menambahkan hal-hal yang tidak semestinya, demikian juga terhadap sejarah hidup Muhammad s.a.w.—baik karena didorong oleh rasa cinta dan maksud baik, ataupun karena didorong oleh rasa dengki dan maksud jahat. Hanya bedanya dari biografi orang-orang besar itu ialah, bahwa di sini tidak sedikit yang disertai dengan wahyu Ilahi dan jaminan akan terpeliharanya Qur’an Suci, disamping tidak sedikit pula keterangan-keterangan dari mereka yang hafal Qur’an daripada ahli-ahli hadis yang dapat dipercaya. Atas landasan-landasan yang kuat itulah penulisan sejarah harus didasarkan, dan dari situ pula para sarjana harus mengambil sumber-sumber pemikiran dan penelitiannya. Kemudian lalu membuat suatu analisa yang benar-benar ilmiah sifatnya, dengan melihat suasana lingkungan dan milieu serta kepercayaan-kepercayaan, susunan masyarakat dan adat-istiadat dari segala seginya yang berbagai ragam itu.
Dalam hal ini Dr. Haekal telah menyelesaikan karyanya, Hayat Muhammad, tentang peri hidup Muhammad s.a.w. Dengan senang hati sekali saya telah membaca sebagian buku itu sebelum seluruhnya selesai dicetak. Di kalangan pembaca berbahasa Arab Dr. Haekal sudah cukup dikenal dengan karya-karyanya yang tidak sedikit jumlahnya, sehingga tidak perlu lagi rasanya diperkenalkan. Dia adalah seorang sarjana hukum dan ahli filsafat. Posisi dan sifat jabatannya memungkinkan dia mengadakan hubungan dengan kebudayaan lama dan kebudayaan modern. Dalam hal ini ia telah dapat melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya. Ia sering bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai masalah-masalah kepercayaan, pandangan hidup, mengenai kaidah-kaidah sosial, politik dan sebagainya. Dengan demikian ia berpikir lebih matang, pengalaman dan pengetahuannyapun makin luas, pandangannya juga cukup jauh pula. Ia dapat mempertahankan pendapatnya itu dengan logika dan argumentasi yang kuat , dengan gayanya yang khas dan sudah cukup dikenal.
Dengan intelegensia dan kemampuan semacam itulah Dr. Haekal menulis bukunya itu. Dalam kata pengantarnya ia menyebutkan:

“Sungguhpun begitu saya tidak beranggapan, bahwa saya sudah sampai ke tujuan terakhir dalam menyelidiki sejarah hidup Muhammad. Bahkan barangkali akan lebih tepat bila saya katakan, bahwa saya baru dalam taraf permulaan mengadakan penyelidikan dengan metoda ilmiah yang baru dalam bahasa Arab ini. Mungkin pembaca akan terkejut bila saya katakan, bahwa antara dakwah Muhammad dengan metoda ilmiah modern mempunyai persamaan yang besar sekali. Metoda ilmiah ini ialah mengharuskan kita --apabila kita hendak mengadakan suatu penyelidikan—terlebih dulu kita membebaskan diri dari segala prasangka, pandangan hidup dan kepercayaan yang sudah ada pada diri kita, yang berhubungan dengan penyelidikan itu. Di situlah kita memulai dengan mengadakan observasi dan eksperimen, mengadakan perbandingan yang sistematis, kemudian baru dengan silogisma yang sudah didasarkan kepada premisa-premisa tadi. Apabila semua itu sudah dapat disimpulkan, maka kesimpulan demikian itu pun dengan sendirinya masih perlu dibahas dan diselidiki lagi. Tetapi bagaimanapun juga ini sudah merupakan suatu data ilmiah selama penyelidikan tersebut belum memperlihatkan kekeliruan. Metoda ilmiah demikian ini ialah yang terbaik yang pernah --dicapai umat manusia demi kemerdekaan berpikir. Metoda dan dasar-dasar dakwah demikian inilah yang menjadi pegangan Muhammad”.

Bahwa metoda demikian ini adalah metoda Qur’an, hal itu sudah tidak perlu diragukan lagi. Bagi Qur’an rasio harus menjadi juru penengah, sedang yang harus menjadi dasar ilmu ialah pembuktiannya. Qur’an mencela sikap meniru-niru buta dan mereka-reka yang hanya didasarkan pada prasangka. “Dan bahwa prasangka itu tidak berguna sedikit pun terhadap kebenaran”1 Mengkultuskan suatu kebiasaan, yang hanya karena dilakukan oleh nenek moyang, juga dicela. Qur’an mengharuskan orang berdakwah itu dengan pikiran yang bijaksana. Kekuatan mujizat Muhammad s.a.w. hanyalah dalam Qur’an, dan mujizat ini sungguh rasionil adanya.
Sajak Bushiri2 berikut ini memang indah sekali:

Tidak sampai kita dicoba
Yang akan meletihkan akal karenanya
Sebab sayangnya kepada kita
Kita pun tak ragu, kita pun tak sangsi.

Kalau cara pembahasan demikian ini merupakan suatu cara yang baru, memang suatu hal yang tak dapat dielakkan. Dr. Haekal sudah bergaul dengan ulama dan sarjana-sarjana lain dalam hal ini. Dan memang ini pula cara Qur’an seperti sudah dikatakannya tadi. Dan memang itu pula yang pernah ditempuh sarjana-sarjana Islam dahulu. Coba kita lihat misalnya buku-buku ilmu kalam (teologi spekulatif); mereka menentukan, bahwa kewajiban kita pertama ialah mengenal Tuhan (ma’rifatullah). Yang lain berkata: Tidak. Yang pertama harus ditempuh ialah syak (skepsis). Lalu tak ada jalan lain untuk mencapai ma’rifat (connaissance) itu kecuali dengan pembuktian. Dan kalaupun itu dapat digolongkan ke dalam pengertian syllogisma namun premisa-premisanya harus sudah pasti dan dapat dirasakan, dan secara intuitif akhirnya dapat pula dipahami berdasarkan pengalaman yang sempurna dan dapat dipastikan sungguh-sungguh, seperti sudah biasa dikenal dalam logika. Setiap kesalahan yang dapat menyusup ke dalam premisa-premisa itu atau ke dalam bentuk penyusunannya, dapat merusak pembuktian tersebut.
Yang menempuh jalan demikian ini ialah Imam Ghazali. Dalam salah satu bukunya ia mengatakan, bahwa terlebih dulu ia membebaskan diri dari segala macam konsepsi. Kemudian baru ia berpikir dan menimbang kembali, menyusun kembali lalu membuat beberapa perbandingan. Dikemukakannya beberapa argumentasi, diujinya dan dianalisa. Dari semua itu kemudian ia memperoleh petunjuk, bahwa Islam dan tuntunan yang diberikan menurut konsepsi Islam adalah benar. Imam Ghazali melakukan ini guna menghindarkan hal-hal yang bersifat taklid. Ia ingin membina keimanannya itu atas dasar iman yang pasti, yang berlandaskan argumen dan pembuktian, yakni iman yang kebenarannya sudah menjadi pegangan kaum Muslimin tanpa ada khilafiah.
Juga dalam buku-buku ilmu kalam tidak sedikit kita jumpai kisah abstraksi (pembebasan diri dari segala kepercayaan dan konsepsi) yang sudah biasa dikenal dalam rukun iman itu, kemudian dibahas dan ditinjaunya kembali. Abstraksi adalah cara yang sudah lama ada, juga dengan cara-cara eksperimen dan penyelidikan sudah lama ada. Eksperimen dan penyelidikan yang sempurna ialah hasil daripada suatu observasi. Semua itu bagi kita bukan barang baru. Akan tetapi cara-cara lama ini, baik dalam teori maupun praktek, yang subur di Timur hanyalah cara-cara taklid dengan mengabaikan peranan rasio. Sesudah kemudian oleh orang Barat dikeluarkan kembali dalam bentuk yang lebih matang sehingga dapat dimanfaatkan --baik dalam teori ataupun praktek-- kitapun lalu kembali mengambil dari sana. Demikian juga dalam ilmu pengetahuan kita menganggapnya sebagai sesuatu yang baru pula.
Ketentuan ilmiah dalam cara penyelidikan demikian ini sudah cukup dikenal, baik yang lama maupun yang modern. Untuk sekedar mengetahui memang mudah, tapi melaksanakannya itulah yang sulit. Orang tidak banyak berselisih pendapat mengenai pengetahuan tentang hukum, misalnya. Tetapi dalam melaksanakan ketentuan hukum itu, pendapat orang jauh sekali berbeda-beda.
Membebaskan diri dari konsepsi, observasi dan eksperimen, induksi dan deduksi, adalah kata-kata yang mudah. Akan tetapi bagi orang yang sudah begitu jauh hanyut dalam beban warisan yang sudah mendarah daging, dalam beban lingkungan, dalam rumah tangga, dalam desa, kota, negara atau dalam sekolah, tekanan-tekanan kepercayaan yang sudah ada, temperamen, kesehatan, penyakit serta segala macam nafsu, bagaimanakah akan dengan mudah melaksanakannya? Di sinilah terletak penyakit itu, dahulu dan sekarang. Itu pula sebab timbulnya bermacam-macam aliran dan berubah-ubahnya pendapat, berpindah-pindah dari daerah ke daerah lain, dari bangsa kepada bangsa lain. Seperti juga kaum wanita yang berganti mode, filsafat dan peradaban pun berganti corak, generasi demi generasi. Dan jarang sekali ada sesuatu yang tak lapuk di hujan tak lekang di panas. Bahkan perubahan itu berjalan sesuai dengan kaidah-kadiah ilmu pengetahuan yang sejak berabad-abad tidak pernah diragukan. Terhadap teori relativitas misalnya, para sarjanapun goyah dan cepat-cepat merombaknya. Pendapat-pendapat tentang patologi, tentang terapi, tentang gizi, semua ini masih dalam proses yang berubah-ubah. Demikian juga apabila kita perhatikan pelbagai macam produk otak manusia tidak pernah stabil sebelum disertai pembuktian dengan syarat-syarat yang cukup.
Akan tetapi apa artinya semua ini meskipun sudah dilengkapi dengan segala pembuktian, bila dibandingkan dengan yang lain, yang sudah penuh dengan segala macam prasangka dan angan-angan, yang sudah sarat oleh pikiran-pikiran yang sakit atau di bawah tekanan politik. Hal inilah yang diketengahkan oleh para ulama dan sarjana yang gemar mengadakan pertentangan dengan pihak lain, dengan melahirkan aliran-aliran dan pendapat-pendapat demikian itu! Kekacauan pikiran ini mungkin akan mengurangi semangat ulama atau sarjana-sarjana yang hanya mendewa-dewakan akal semata. Dan pada waktunya akan mengalihkan pandangan mereka kepada kebenaran dan keimanan, yakni wahyu yang sebenarnya, yaitu Qur’an Suci dan Sunah yang sahih.
Baiklah, sekarang kita kembali kepada Dr. Haekal dan bukunya ini.
Beberapa ahli ilmu kalam mengatakan, bahwa dengan memperhatikan astronomi dan anatomi jelas sekali menunjukkan sempurnanya kodrat Ilahi tentang susunan alam ini. Dan sayapun memperkuat pendapat ini, bahwa ilmu pengetahuan dan penemuan mengenai ketentuan-ketentuan serta segenap rahasia alam semesta inipun akan menjadi pendukung agama, akan memperdekat pikiran manusia menempuh jalan pengertian yang tadinya masih kabur, yang tadinya masih di luar jangkauan otaknya. Akhirnya akan dapat memahami, sejalan seperti yang difirmankan Tuhan:

“Akan segera Kami perlihatkan bukti-bukti Kami dalam segenap penjuru alam dan dalam diri mereka sendiri, sehingga ternyata bagi mereka bahwa inilah Kebenaran itu. Belum cukupkah, bahwa Tuhanmu menjadi Saksi atas segalanya?3

Soal-soal elektro dan segala yang dihasilkannya seperti penemuan-penemuan lainnya, membantu otak kita memahami adanya perubahan benda kepada tenaga dan tenaga kepada benda. Demikian juga spiritualisma telah banyak menerangkan hal-hal yang tadinya masih dipersengketakan; ternyata ini membantu memahami adanya pembebasan ruh dan kemungkinan terpisahnya ruh itu serta memahami kecepatan yang dimiliki ruh itu menempuh jarak yang jauh. Dr. Haekal telah memanfaatkan hal ini dalam mengartikan kisah Isra dengan cara yang agak baru. Rasanya akan terlalu panjang saya bicara bila harus menguraikan faedah yang akan kita peroleh dari buku Dr. Haekal ini. Cukuplah kalau saya sebutkan secara keseluruhan saja. Orang akan melihat sendiri keindahannya, akan menikmati sendiri hasil pikirannya yang didasarkan kepada bahan-bahan yang otentik itu, didasarkan kepada pemikiran yang logis, yang didukung oleh bawaan sewajarnya. Orang akan melihat bahwa Dr. Haekal sungguh jujur dalam mencari kebenaran, keyakinan memenuhi kalbunya akan hidayah dan nur yang dibawa dalam wahyu Muhammad, akan keindahan, kebesaran, suri-teladan dan kemuliaan yang terdapat dalam biografi Nabi s.a.w. Ia sudah yakin seyakin-yakinnya, bahwa agama yang dibawa Muhammad inilah yang akan mengangkat umat manusia dari sarang kebalauan dan kebingungan, yang akan mengangkat mereka dari kegelapan materi, dan menyinari mata hati mereka dengan cahaya iman, mengantarkan mereka kepada Nur Ilahi. Mereka akan menyadari betapa luas rahmat Tuhan yang meliputi segalanya itu, betapa besar keagunganNya, seluruh langit dan bumi memuliakanNya dan segala yang ada memuliakanNya; betapa besar kekuasaanNya, segala yang ada menjadi kecil di hadapanNya.
Seperti dikatakannya: “Dengan melihat lebih jauh dari itu saya berpendapat, penyelidikan demikian sudah seharusnya akan mengantarkan umat manusia ke jalan peradaban yang selama ini dicarinya. Apabila pihak Nasrani di Barat merasa dirinya terlampau besar akan mendapatkan cahaya baru itu dari Islam dan dari Rasul, lalu menantikan cahaya itu akan datang dari teosofi India dan dari pelbagai macam aliran di Timur Jauh lainnya, maka orang-orang di Timurpun, baik umat Islam, Yahudi atau Kristen, layak sekali bertindak mengadakan penyelidikan berharga ini, dengan sikap yang bersih dan jujur, yakni satu-satunya cara yang akan mencapai kebenaran.
Cara pemikiran Islam yang pada dasarnya adalah pemikiran ilmiah menurut metoda modern dalam hubungan manusia dengan lingkungan hidup sekitarnya, yang dari segi ini realistik sekali, berubah menjadi pemikiran yang subyektif ketika masalahnya menjadi hubungan manusia dengan alam semesta dan Pencipta alam”.
Dan katanya lagi: “Akan tetapi adanya gejala-gejala akan lenyapnya paganisma yang sekarang menguasai dunia kita, mengemudikan kebudayaan yang berkuasa sekarang (the ruling culture), tampak jelas sekali bagi setiap orang yang mau mengikuti jalannya sejarah dan peristiwa-peristiwa dunia. Apabila secara khusus dipelajari sungguh-sungguh sejarah hidup Muhamnad itu sebagai Nabi serta ajaran-ajarannya, masanya serta revolusi rohani yang terbesar ke seluruh dunia, barangkali gejala-gejala ini akan makin jelas di depan mata dunia, bahwa masalah-masalah rohani ini timbul dari pengaruh sebagai peninggalannya.”
Dan keyakinan ini diperkuat oleh kenyataan, bahwa apa yang sekarang dapat dilihat dari perhatian pihak Barat terhadap penyelidikan peninggalan-peninggalan Timur serta perhatian para sarjana mengadakan studi tentang Islam dari segala seginya, tentang umat Islam masa kini dan masa lampau serta kesadaran sebahagian mereka terhadap diri Nabi s.a.w., ditambah pula oleh pengalaman yang memperkuat, bahwa kebenaran pasti akan menang, --semua itu menunjukkan bahwa Islam akan mengembangkan panjinya ke segenap penjuru dunia, dan orang yang kini sangat keras memusuhinya, dia juga nanti yang akan menjadi orang paling bersemangat membelanya, dan mereka yang tadinya masih asing itu akan menjadi kawan seperjuangan pula. Sebagaimana pada mulanya Islam mendapatkan pembelaan dari orang-orang asing (dari luar) lingkungan masyarakat tempat kelahirannya, juga akhirnya orang-orang asing (luar) dari bahasa dan tanah airnya itu yang akan membelanya. Islam telah dimulai secara asing dan akan kembali asing seperti pada mulanya. Maka bahagialah orang-orang yang asing itu!
Apabila Nabi s.a.w. adalah Nabi penutup dan takkan ada lagi di dunia ini seorang penunjuk dan pembimbing lain sesudah dia, dan agamanyapun agama yang sempurna sebagaimana ditegaskan oleh wahyu, maka tidak mungkin keadaannya akan berhenti sampai di situ saja seperti selama ini. Cahayanya pasti akan pudar oleh yang lain, sama halnya seperti bintang-bintang yang jadi pudar oleh sinar matahari.
Dr. Haekal yang merangkaikan peristiwa-peristiwa itu satu sama lain memang tepat sekali. Bukunya inipun ternyata disusun dalam komposisi dan gaya yang teratur dan kuat. Diterangkannya alasan-alasan, maksud dan pertimbangannya dengan keterangan yang jelas dan kuat sekali, membuat pembaca merasa puas dan lega, merasa ada gairah dalam membaca, merasa sejuk hatinya karena dapat diyakinkan. Ia akan terpengaruh, akan dipaksanya terus membaca dan takkan melepaskannya sebelum selesai.
Dalam buku ini terdapat beberapa penyelidikan berharga di luar penulisan biografi, tetapi yang ada hubungannya dengan soal itu yang terbawa oleh adanya penguraian lebih luas dalam memberikan keterangan itu.
Saya sudahi pengantar saya ini dengan ucapan Rasulullah --salam baginya dan bagi keluarganya yang suci serta sahabat-sahabatnya: “Aku berlindung kepada Nur WajahMu, yang telah menyinari kegelapan, dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat - daripada kemurkaanMu yang akan Kautimpakan kepadaku, atau kebencianMu yang akan Kauturunkan kepadaku. KeridaanMu juga yang kuminta. Tak ada suatu daya upaya kalau tidak dengan Allah.”

----------------------------------------------------------

Bagi yang berminat memiliki ebook-nya silakan download DISINI.

sumber : www.pakdenono.com

Jumat, 15 Januari 2010

Injil Didache

Oleh : Prof. DR. Abdul Qadir Sayyid Ahmad

PENGANTAR PENERBIT

NABI Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai penyempurna akhlak (etika), rahmat bagi alam semesta serta penutup para Nabi dan Rasul. Hal ini tentu mempunyai indikasi yang kuat; baik tentang kabar gembira mengenai kedatangannya yang telah disampaikan oleh Nabi-nabi terdahulu, maupun bukti-bukti kebenarannya. Bumi berputar, waktu bergulir dan zaman telah berubah, namun bukti-bukti yang sangat menakjubkan tentang kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak pernah surut, bahkan semakin kuat.

Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa dan Nabi Isa Alaihissalam selalu menekankan tentang akan datangnya Nabi yang diimpi­impikan untuk membebaskan dunia dan bangsa-bangsa dari penindasan dan kezhaliman. Di dalam lima Kitab Taurat yang menyebutkan tentang nubuat-nubuat, semuanya menunjuk kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jadi, Nabi yang dinanti-nanti itu bukan Nabi Isa Alaihissalam, melainkan beliau adalah Nabi yang agung yang diutus oleh Tuhan pada waktunya untuk menyampaikan kabar gembira tentang Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia dan Yahya-yang terkenal di kalangan Kristen dengan nama Yohanes Pembaptis - Alaihissallam, bukan Al-Masih Pemimpin. Keduanya adalah AI-Masih biasa.

Berangkat dari sinilah DR. Ahmad Hijazi As-Saqa terpanggil untuk mengangkat dan membahas tentang Injil Didache. Ia menjelaskan keshahihan Injil Didache seperti sebelumnya, menjelaskan keshahihan Injil Barnabas. Pertanyaannya kemudian, kenapa harus INJIL DIDACHE? Apa urgensinya membahas Injil ini dan di mana letak relevansinya dengan bukti kebenaran Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam?

Injil yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dimuat dalam majalah "Al-Muqtathaf" ini, memuat tentang "Dua Puluh Butir Kabar Gembira" tentang Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Baik penulis INJIL DIDACHE maupun pengkaji Injil tersebut mempunyai keyakinan seperti itu bukannya tanpa bukti, karena mereka mempunyai beberapa data yang valid tentang kabar gembira itu. Mulai dari pembahasan kabar gembira pertama tentang kerajaan surga sampai kabar gembira kedua puluh tentang permohonan kepada Tuhan untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya, semuanya menguatkan eksistensi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Untuk selengkapnya, silakan download ebook-nya DISINI.

---------------------------------------------------------

Catatan Kecil Dari Saya :

Setelah kita membaca e-book mengenai "Injil Didache" ini, ada 1 hal amat penting yang dapat kita tangkap, yakni :

Para Pendeta Kristen dan Yahudi memang benar-benar sangat gemar mengedit Alkitab (Bible), apalagi jika ayat-ayat dalam Injil tsb menegasikan tentang nubuat Nabi Muhammad.

Tidak heran dalam QS. 2:79, Allah sangat murka kepada mereka (para pendeta) tsb dengan mengatakan: "Maka  kecelakaan  yang besarlah bagi orang-orang  yang menulis Al Kitab dengan  tangan mereka  sendiri,  lalu  dikatakannya:  "Ini  dari  Allah",  (dengan  maksud)  untuk  memperoleh  keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan."

Walau demikian, kita yang ingin mencari kebenaran hakiki tidak perlu berkecil hati terhadap ulah jahil para pengedit Bible itu. Seperti kata pepatah, 'sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya ketahuan juga'; toh tanpa perlu mendalami Injil Didache, Injil Barnabas, dan Injil-Injil lainnya pun kita dapat menguak kebenaran lewat Alkitab yang diakui umat Kristiani saat ini (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru [Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes]). Untuk itu, silakan baca artikel-artikel saya sebelumnya. Khusus mengenai nubuat Nabi Muhammad, silakan baca artikel berjudul "Keberadaan Muhammad Dalam Alkitab".

Setelah membacanya, maka sekali lagi kita tidak heran jika Allah swt berkata dengan tegas :

image

Artinya :

053. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS Fushshilat [41]:53)