Minggu, 08 November 2009

Keberadaan Muhammad Dalam Alkitab

Dalam Kitab Ulangan 33 ayat 2 dikatakan :

“Berkatalah ia (Musa) : “TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; disebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala.”

Bila dianalisis lewat sejarah dan isi dari Kitab Kejadian 21, maka ditemukan bahwa Gunung Paran (Arab = Faron) adalah tempat putra Ibrahim (Nabi Ismail) bersama ibunya Hajar (Hagar) memperoleh air (zam-zam). Ini berarti tempat tersebut adalah Makkah. Dengan demikian Kitab Ulangan diatas mengisyaratkan 3 tempat terpancarnya cahaya wahyu Ilahi, yaitu : Sinai atau terkadang juga disebut Thorsina atau Thur Sina yang merupakan tempat Nabi Musa as; Seir tempat Nabi Isa as; dan Makkah tempat Nabi Muhammad saw. Sejarah membuktikan bahwa Nabi Muhammad merupakan satu-satunya nabi dari Makkah. Sementara kalimat yang mengatakan puluhan ribu orang yang kudus menandakan bahwa nabi suci tersebut (Rasulullah) ditemani oleh kurang lebih 10.000 sahabat beliau (teman – benar-benar orang suci) pada saat penaklukan Makkah.

Akan datangnya seorang nabi dari negeri tetangga Israel (negeri Teman) alias tanah Arab (Pegunungan Paran) juga tergambar dari Kitab Habakuk 3:3 yang berbunyi :

“Allah datang dari negeri Teman dan yang maha kudus dari Pegunungan Paran. Sela keagungannya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepadanya.

Selain itu, pada Kitab Ulangan pasal 18 ayat 18 dikatakan: “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini ; Aku akan menaruh Firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”

Banyak dari orang Yahudi terlebih lagi orang Kristen yang percaya bahwa Nabi yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Nabi Isa alias Yesus Kristus. Jika kita cermati secara seksama kalimat “Dari antara saudara mereka”, maka kata “saudara” disini bukan muncul dari Bani Israel 100%, tetapi yang masih memiliki pertalian saudara yang sangat erat dengan Bani Israel. Kalau memang berasal dari Bani Israel 100%, pastilah Tuhan akan langsung mengatakan “dari antara mereka” bukan “dari antara saudara mereka”. Sementara kita ketahui bahwa Yesus Kristus merupakan orang asli Yahudi 100%.

Kalau kita perhatikan dengan cermat, ayat ini lebih pantas ditujukan kepada Nabi Muhammad bukan Nabi Isa (Yesus Kristus). Coba kita lihat silsilah Nabi Ibrahim (Abram/Abraham). Sebagaimana kita ketahui, Nabi Ibrahim mempunyai 2 orang isteri, yaitu Sarah (Sara/Sarai) yang merupakan bangsa Yahudi dan Hajar (Hagar) yang merupakan bangsa Arab. Masing-masing isteri mempunyai seorang anak yang juga menjadi utusan Tuhan, yaitu Nabi Ismail (anak dari Hajar) dan Nabi Ishak (anak dari Sarah). Nah, dari sini dapat ditelusuri bahwa kalimat “di antara saudara mereka” ditujukan kepada keturunan Nabi Ismail (Bani Ismail). Sementara kita ketahui bahwa Nabi Muhammad notabene merupakan keturunan Bani Ismail. Perlu diketahui, bahwa Hajar adalah seorang hamba sahaya (budak) Nabi Ibrahim sendiri. Diperistrikannya Hajar oleh Ibrahim adalah karena permintaan isteri pertamanya (Sarah), sebab Ibrahim sangat menginginkan anak, sementara Sarah belum mampu memberikannya anak, padahal usia mereka sudah tergolong uzur.

Mungkin diantara pembaca masih ada yang kurang yakin bahwa yang dimaksud oleh Kitab Ulangan 18 ayat 18 adalah Nabi Muhammad. Baiklah kalau begitu kita coba melangkah ke dalil yang lain yaitu kitab Ulangan 34:10 yang berbunyi : “Seperti Musa Yang Dikenal Tuhan Dengan Berhadapan Muka, Tidak Ada Lagi Nabi Yang Bangkit Diantara Orang Israel”. Dari ayat ini, maka jelaslah bahwa yang dimaksud bukan Nabi Isa, melainkan Nabi Muhammad. Kenapa ?. Ya jelas, karena ciri-ciri yang disebutkan dalam kitab Ulangan 18:18 dan 34:10 hanya ada pada Nabi Muhammad. Ciri-ciri tersebut, yaitu :

1. Bukan berasal dari Bani Israel, tetapi masih memiliki ikatan saudara dengan Bani Israel.

Nabi Muhammad berasal dari keturunan Bani Ismail (orang Arab). Sementara telah disebutkan tadi, bahwa Bani Ismail masih memiliki hubungan persaudaraan dengan keturunan Nabi Ishak yang orang Israel.

2. Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan Berhadapan Muka.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Muhammad merupakan satu-satunya nabi setelah masa Nabi Musa a.s. yang pernah berhadapan langsung dengan Tuhan. Hal ini terangkum jelas dalam sebuah peristiwa luar biasa, yang kita kenal sebagai peristiwa Isra’ Mi’raj. Maka jelaslah disini bahwa yang dimaksud oleh Kitab Ulangan 18:18 dan Kitab Ulangan 34:10 adalah Nabi Muhammad saw.

Hal ini semakin diperkuat oleh beberapa ayat lain, seperti :

a. Kejadian 12:1-3 :

Berfirmanlah Tuhan kepada Abram (Ibrahim): “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.

b. Kejadian 16:10-11 :

Lagi kata Malaikat Tuhan itu kepadanya (Hajar): “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya”. Selanjutnya kata Malaikat Tuhan itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael (Ismail)....

c. Kejadian 21:13 :

Tetapi keturunan dari istri hamba sahayamu itu pun akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu.

d. Kejadian 21:17-18 :

Allah mendengar suara anak itu (Ismail), lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: “Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia berbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar.

e. Kejadian 17:20 :

Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.

Anda masih ragu ? Baiklah, kalau begitu coba kita telusuri ayat lainnya, yaitu Yohanes 14:16 dan Yohanes 16:13 yang berbunyi :

“Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yohanes 14:16)

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran..” (Yohanes 16:13)

Ayat ini semakin menjelaskan bahwa bukan Yesus yang dimaksud oleh Kitab Ulangan 18:18, sebab Yesus sendiri telah meminta kepada Tuhan agar Tuhan menurunkan lagi seorang utusan yang lain untuk membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran sejati. Namun, mengapa Yesus berkata demikian ? Karena ia merasa gagal dalam mengemban amanat yang dibebankan Tuhan kepadanya. Dalam sejarah kisah para nabi yang penulis baca, boleh dikata Nabi Isa lah yang paling gagal meyakinkan kaumnya, bahkan terhadap murid-murid dan keluarganya sendiri untuk percaya dan menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini tercermin dalam ayat-ayat Injil berikut ini :

a. “Ia datang kepada bangsanya (orang-orang Yahudi), tetapi mereka tidak menerimanya.” (Yohanes 1:11)

b. “Yesus berkata kepada mereka (murid-muridnya): ‘Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?’” (Matius 8:26)

c. “.... dan Yesus berkata kepadanya (Petrus) : ‘Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Matius 14:31)

d. “..... Dia (Yesus) berkata kepada mereka (murid-muridnya): kamu yang kurang percaya, ‘Mengapa kamu memperbincangkan....?’.” (Matius 16:8)

e. “Lalu kata-Nya kepada mereka (murid-muridnya), Dimanakah kepercayaanmu?” (Lukas 8:25)

f. ......hai kamu generasi yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal diantara kamu dan sabar terhadap kamu?” (Lukas 9:41)

g. “Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.” (Markus 3:21)

Dalam sejarah dunia, pengkhianatan seperti yang terjadi pada Yesus boleh dikata merupakan salah satu peristiwa yang paling tragis. Murid-murid Yesus betul-betul merupakan seorang pengecut paling ‘menjijikkan’ yang ada di muka bumi. Dari awal sampai akhir, Yesus menerima tanggapan yang buruk dari orang-orang yang dipilihnya. Profesor Momerie dengan ringkas menyimpulkan sikap murid-murid Yesus itu terhadap gurunya :

“Murid-murid Yesus selalu salah mengerti terhadap dirinya dan perbuatannya: Menginginkan dia untuk mengumumkan diri sebagai Raja Yahudi; menginginkan dia untuk memanggil api dari surga; menginginkan duduk di sebelah kanan atau di sebelah kirinya di kerajaannya; menginginkan dia menunjuk mereka pada bapanya untuk membuat Tuhan dapat dilihat secara fisik oleh mata; menginginkan dia melakukan sesuatu bagi dirinya dan diri mereka, yaitu segala sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana besarnya. Ini adalah gambaran bagaimana mereka memperlakukan dia sampai dengan akhir dan ketika saat akhir datang mereka meninggalkannya dan lari.”

“Lalu semua murid itu meninggalkan dia dan melarikan diri.” (Injil – Markus 14:50)

Dalam bukunya, The Choice, Deedat mengatakan : “Murid-murid Yesus selalu salah mengartikan terhadapnya. Bangsanya, Yahudi selalu salah dalam menggambarkan ucapannya, dan para pengikutnya selalu salah mengartikan ajarannya, bahkan sampai dengan hari ini. Jika Yesus adalah orang Jepang dan bukannya orang Yahudi, tentu saja dia akan mendapat kehormatan karena melakukan ‘hara kiri’ (bunuh diri) daripada menanggung pembelotan dan ketidaksetiaan pengikutnya.”

Dari kata-kata Yesus dalam Kitab Yohanes 14:16 dan Yohanes 16:13 disitu jelas terukir bahwa Tuhan akan mendatangkan “seorang penolong yang lain”, yaitu seseorang yang akan membimbing umat manusia ke dalam seluruh kebenaran. Jika ayat-ayat tersebut diparalelkan dengan Kitab Ulangan 18:18 dan Kitab Ulangan 34:10, maka tentu saja yang dimaksud oleh Yesus adalah Nabi Muhammad saw, seorang Nabi dari bangsa Arab yang berjuluk ‘Al-Amin’ (orang yang jujur, dapat dipercaya) yang kepadanya diturunkan firman-firman Tuhan (ayat-ayat suci Al-Qur’an). Perlu pula diketahui bahwa gelar “Al-Amin” ini beliau peroleh dari orang-orang yang pernah mengenalnya jauh sebelum beliau diangkat menjadi nabi (utusan Tuhan) oleh Allah swt.

Pendeta James L. Dow dalam Collins Dictionary of the Bible membuat pengakuan terus terang dan memberi bukti lebih jauh, bahwa Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa: “Sebagai negarawan dan pemberi hukum, Musa adalah pencipta orang-orang Yahudi....Satu-satunya orang dalam sejarah yang dapat dibandingkan dengannya adalah Muhammad.”

Sebenarnya pada Perjanjian Baru, kita temukan bahwa orang-orang Yahudi masih mengharapkan terpenuhinya ramalan “Seorang seperti Musa”, lihat Yohanes 1:19-25. Ketika Yesus mengatakan sebagai Mesias dari orang-orang Yahudi, mereka mulai bertanya dimana Elia? Orang-orang Yahudi mempunyai sebuah ramalan paralel bahwa sebelum kedatangan Mesias, Elia harus datang terlebih dahulu pada kedatangannya yang kedua. Yesus menyatakan kepercayaan Yahudi ini :

“....Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan aku berkata kepadamu, ‘Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia’,....Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.” (Injil – Matius 17:11-13)

Menurut Perjanjian Baru, bangsa Yahudi bukanlah orang-orang yang menerima begitu saja kata-kata siapapun yang akan menjadi Mesias. Dalam penyelidikannya mereka mengalami kesulitan yang hebat dalam menemukan Mesias yang benar. Dalam Kitab Yohanes 1:19-20 dinyatakan: “Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: “Siapakah engkau?” Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: “Aku bukan Mesias.” Hal ini wajar, karena tidak mungkin ada 2 Mesias pada saat bersamaan. Jika Yesus adalah Mesias, maka Yohanes tidak mungkin Mesias!

Dan mereka bertanya kepadanya: “Kalau begitu, siapakah engkau? Elia? Dia menjawab: “Bukan!”. Disini Yohanes Pembaptis bertentangan dengan Yesus! Yesus menyatakan bahwa Yohanes adalah Elia dan Yohanes menyangkal bahwa dia adalah yang dimaksud oleh Yesus. Satu dari dua (Yesus atau Yohanes) dilarang Tuhan! Benar-benar tidak berbicara kebenaran. Pada kesaksian Yesus sendiri, Yohanes Pembaptis adalah nabi terbesar bangsa Israel:

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya diantara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis...” (Injil – Matius 11:11)

Sangat sulit dipercaya bila salah satu dari mereka (antara Yesus dan Yohanes) ada yang berbohong!. Hmm.... biarlah umat Kristen saja yang memecahkan masalah ini. Penulis lebih tertarik dengan pertanyaan terakhir yang ditujukan kepada Yohanes Pembaptis oleh orang-orang Yahudi :

“Engkaukah Nabi yang akan datang? Dia menjawab, “Bukan!” (Injil – Yohanes 1:21)

“....Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?”

Mengenai bunyi kitab Ulangan 18:18 yang mengatakan “seperti engkau ini” yang maksudnya seperti Nabi Musa, maka ada perbincangan yang menarik untuk disimak antara seorang dai bernama Ahmed Deedat dengan seorang dominee (sebutan untuk pendeta di Afrika Selatan) berikut ini :

Deedat bertanya, “Dalam hal apa Yesus seperti Musa ?”. Jawabannya adalah “Pertama Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi; Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi. “Dapatkah Anda memikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?”, tanya Deedat. Dominee mengatakan ia tidak dapat memikirkan yang lain. Deedat berkata, “Jika hanya dua kriteria ini saja untuk menentukan calon dalam ramalan pada Ulangan 18:18, maka untuk kasus ini kriteria dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil, yakni Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis, dll, karena mereka juga seorang Yahudi dan Nabi. Mengapa tidak menerapkan ramalan tersebut kepada salah satu dari nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?”. Dominee tidak menjawab. Deedat meneruskan, “Perhatikan, kesimpulan saya adalah Yesus tidak seperti Musa, dan jika salah, saya akan senang jika Anda meluruskan saya”.

Pertama, Yesus tidak seperti Musa, karena menurut Anda Yesus adalah Tuhan, tetapi Musa bukan Tuhan. Apakah hal ini benar ?, tanya Deedat kepada dominee. Dominee menjawab “Ya”. Deedat berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa !”. Kedua, menurut Anda “Yesus mati untuk dosa-dosa dunia, tetapi Musa tidak mati untuk hal tersebut. Apakah hal ini benar ?”, tanya Deedat kepada dominee. Dominee menjawab lagi, “Ya”. Deedat berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa !”. Ketiga menurut Anda “Yesus pergi ke neraka selama tiga hari, tetapi Musa tidak masuk ke sana. Apakah hal ini benar ?”, tanya Deedat lagi. Dominee menjawab tanpa perlawanan, “Ya”. Deedat lagi-lagi berkata, “Karena itu Yesus tidak seperti Musa !”. “Musa mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Muhammad juga mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu dan ayahnya bukan seorang manusia. Apakah hal ini benar ?”. Dominee menjawab “Ya”. Deedat berkata, “Daarom is Jesus nie soos Moses nie, maar Muhummed is soos Moses !”, artinya : “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa !”. “Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi bujangan selama hidupnya. Apakah hal ini benar ?”, tanya Deedat. Dominee menjawab lagi “Ya”. “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa”, kata Deedat. “Musa dan Muhammad meninggal dalam kematian yang wajar, tetapi menurut agama Kristen, Yesus dengan kejam dibunuh di tiang salib. Apakah hal ini benar ?”, tanya Deedat lagi. Dominee berkata “Ya”. Deedat menyimpulkan dan menegaskan “Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa”.

“Bagaimana, ramalan tersebut cocok sekali dengan Muhammad, bukan ?”, tanya Deedat. Dominee menyela, “Semua penjelasan Anda terdengar sangat baik, tetapi itu semua tidak mempunyai konsekuensi yang nyata, karena kami umat Kristen memiliki Yesus Kristus sebagai reinkarnasi Tuhan, yang menyelamatkan kami dari perbudakan dosa !”. Deedat bertanya “Tidak penting ?”.

Tuhan tidak menganggap demikian ! Dia mengalami banyak kesulitan agar peringatanNya diingat. Tuhan tahu bahwa akan ada orang-orang seperti Anda yang dengan kepandaian berbicara, dengan tanpa canggung akan mengurangi kata-kataNya, sehingga Dia melanjutkan Ulangan 18:18 dengan peringatan yang menakutkan : ayat terdekat berikutnya, “Dan, hal tersebut akan terjadi”, “Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, daripadanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” (Pada Injil Katolik kata-kata terakhirnya adalah “Aku akan menjadi pembalas dendam”- Aku akan membalas untuknya – Aku akan membalasnya!). Apakah hal ini tidak menakutkanmu ? Tuhan Yang Maha Kuasa sedang mengancam pembalasan dendam ! Nafas kita terengah-engah jika beberapa penjahat mengancam sambil menodongkan senjata tajam: “Cepat serahkan hartamu!”. Bagaimana dengan ancaman Tuhan? Tidakkah Anda takut pada peringatan Tuhan?

“Ajaib dari keajaiban-keajaiban !” Pada Ulangan 18:19 kita mendapatkan pemenuhan lebih jauh pada diri Muhammad ! Perhatikan kata-kata, “... segala firman-Ku yang akan diucapkan Nabi itu dengan nama-Ku,”. Atas nama siapa Muhammad berbicara ?. Deedat membukakan kitab suci Al-Qur’an pada dominee. Disitu diperlihatkannya kata “Bismillaahirrahmaanirraahiim” , yang artinya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Setiap surat dalam Al-Qur’an kecuali surat ke-9 (At-Taubah) dimulai dengan kata ini. Umat Muslim memulai setiap kegiatan yang sah menurut hukum Islam dengan kata “Bismillaahirrahmaanirraahiim”. Tetapi umat Kristen memulai : “Dengan nama Bapak, Anak dan Roh Kudus”. Apakah ini sebuah nama ? Beginikah nama Tuhan ?

Memperhatikan Ulangan bab 18, Ahmed Deedat telah memberikan lebih dari 15 alasan bagaimana ramalan tersebut ditujukan kepada Nabi Muhammad saw bukan Yesus.

Penjelasan lain mengenai Nubuat Nabi Muhammad pada Kitab Taurat dan Injil dapat Anda lihat pada buku “Menguak Misteri Muhammad” karya Benjamin Keldani {dapat didownload DISINI} serta artikel yang berjudul “Paran, Baka, Mekkah, dan Nubuat Muhammad”; “Upaya Gereja Mengaburkan Nubuat Muhammad”; “Nubuat Muhammad Dalam Alkitab”; serta “Machmadim atau Mahamadim ?”. Artikel-artikel itu penulis ambil dari situs : menganalisiskristen.blogspot.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar