Sabtu, 17 September 2011

Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah

Itulah judul buku karya Taufiq Djamidin terbitan Pinus Book Publisher, Yogyakarta.

Dalam buku tsb dikatakan bahwa apa yang dituduhkan oleh kaum Syiah bahwa 3 khalifah, yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Usman bin Affan berkhianat terhadap Ali bin Abu Thalib sama sekali tidak benar adanya. Cukup banyak bukti yang diberikan oleh penulis mengenai hal tsb. Salah satunya adalah diangkatnya Ali sebagai penasihat oleh 3 khalifah sebelumnya, serta mati-matiannya Ali membela ke-3 khalifah tsb dari rongrongan fitnah! Ini sangat terlihat sewaktu Usman dikatai orang-orang Mesir yang termakan fitnah dengan mengatakan:

“Utsman telah membakar mushaf-mushaf, shalat tidak diqasar sewaktu di Mekkah, mengkhususkan sumber air untuk kepentingan dirinya sendiri, dan mengangkat pejabat dari kalangan generasi muda. Ia juga mengutamakan segala fasilitas untuk Bani Umayyah (golongannya) melebihi orang lain.”

Ali yang mendengar hal ini mengatakan:
“Itu hanya fitnah! Beliau tidak berlaku demikian! Mushaf-mushaf yang dibakar ialah yang mengandung perselisihan dan yang ada sekarang ini adalah yang disepakati bersama keabsahannya. Adapun shalat yang tidak diqasar sewaktu di Mekkah, adalah karena dia berkeluarga di Mekkah dan dia berniat tinggal disana. Oleh karena itu, shalatnya tidak diqasar. Adapun sumber air yang  dikhususkan itu adalah untuk ternak sodaqoh sampai mereka besar, bukan untuk ternak unta dan domba miliknya sendiri. Umar juga pernah melakukan ini sebelumnya. Adapun mengangkat pejabat dari generasi muda, hal ini dilakukan semata-mata karena mereka memliki kemampuan di bidang-bidang tsb. Rasulullah juga pernah melakukan hal yang demikian ini. Adapun dia mengutamakan kaumnya, Bani Umayyah, karena Rasulullah sendiri mendahulukan Quraisy daripada bani lainnya. Demi Allah kalau kunci surga ditanganku, aku akan memasukkan Bani Umayyah ke surga.”

Apa yang dikatakan Ali r.a. diatas sebenarnya tidak sepenuhnya sesuai realita! Namun hal ini jelas menunjukkan bagaimana Ali mati-matian membela Usman r.a. dengan segenap jiwa dan raganya. Hal ini juga sekaligus menandakan bahwa Ali ra. sama sekali tidak merasa dikhianati seperti yang dituduhkan oleh golongan Syiah!

Dalam buku ini jelas tergambar bagaimana fitnah keji yang awalnya disuarakan oleh mantan pendeta Yahudi, Abdullah bin Saba merupakan penyebab utama runtuhnya era khulafaur rasyidin. Sehingga tidak mengherankan sama sekali rasanya jika Allah berfirman:

“Fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan” {QS. 2:191}
“Berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh.” {QS. 2:217}

Namun terlepas dari itu semua, ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari buku ini. Salah satunya adalah sikap-sikap dari para khulafaur rasyidin yang sangat patut diteladani. Mereka semua memiliki sikap yang rendah hati, pemberani, mau mendengar pendapat orang lain, berjiwa besar untuk memohon maaf bila merasa melakukan kesalahan, tidak kejam, tidak egois, memiliki sikap toleransi yang tinggi, dan tidak bernafsu untuk menjadi pemimpin, serta berusaha untuk mengembalikan permasalahan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ungkapan terkenal Abu Bakar ra. (sewaktu menyampaikan wasiat kepada pasukan sebelum berangkat ke medan tempur) yang akhirnya juga menjadi pegangan 3 khalifah setelahnya adalah:

“Hendaklah kalian wahai kaum muslimin untuk tidak berkhianat, tidak menipu, tidak melampaui batas, tidak mencincang musuh, tidak membunuh anak-anak atau wanita atau orang lanjut usia, tidak memotong kambing atau unta kecuali untuk dimakan. Jika kalian melewati suatu kaum yang secara khusus melakukan ibadah di biara-biara, biarkanlah mereka dan apa yang mereka sembah.”

Terkhusus Umar bin Khatab, ia memiliki sikap yang sangat tegas dan tidak mudah termakan hasutan dan bujuk rayu, serta berusaha menyingkirkan orang yang membuat dan menyebar fitnah!  Mungkin karena sikap inilah, sehingga pada masa beliau Islam mencapai puncak kejayaannya. Sehingga tidak mengherankan jika Nabi Muhammad saw pernah bersabda tentang Umar bin Khatab sebagaimana yang diriwayatkan Hudzaifah bin Al-Yaman. Beliau menyatakan bahwa antara umat dengan fitnah, ada satu pintu yang tertutup. Dan pintu itu adalah Umar bin Khatab.

Pernyataan tsb seperti sebuah peringatan bahwa pasca wafatnya Umar ra, umat Islam akan terpecah ke dalam banyak golongan. Lebih tragis lagi, khalifah pasca Umar, yakni Ustman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib mati dalam keadaan terbunuh di tempat semasa kepemimpinannya.

Sumber: Taufiq Djamidin, 2009, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah, Yogyakarta: Pinus Book Publisher.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar